Para ulama hendaknya tidak menyeret-nyeret NU dan atribut-atribut NU ke dalam politik praktis. Karena jika hal itu dilakukan, maka akibatnya bukan hanya akan mencabik-cabik sesama warga NU, tapi juga organisasi NU akan kehilangan wibawa.
Demikian dinyatakan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sahal Mahfudz dalam sambutannya di pembukaan Muktamar ke-32 NU di Makassar, Selasa (23/3). Menurut Mbah Sahal -sapaan akrab KH Sahal Mahfudz, corak dan watak kebangsaan NU belakangan ini kembali terusik dengan banyaknya godaan para ulama NU untuk terlibat praktis. Baik dalam merebutkan kursi DPR, Pilkada maupun Pilpres.<>
Padahal mestinya, menurut para ulama sebagai faqih fi masholih al-khalqi-memahami kebaikan dan keluhuran ahklaq, seharusnya menjadi pendorong dan memberi semangat dan arah bagi dinamika politik, ekonomi dan sosial budaya. Karena ulama akan lebih terhormat jika tampil sebagai sumber inspirasi dalam menjawab tantangan dan menyelesaikan persoalan kebangsaan.
âNamun, komitmen ulama juga harus diikuti dengan komitmen pemeirntah. Pemerintah tidak selayaknya menjadikan ulama hanya sebagai âpemadam kebakaranâ yang hanya diperlukan pada saat munculnya masalah, melainkan juga dilibatkan dalam merumuskan perencanaan pembangunan masa depan bangsa," tutur Mbah Sahal di hadapan 10.000-an peserta dan simpatisan Muktamar yang dihadiri para kabinet KIB II, Dubes negara sahabat, mufhthi-ulama ahli fiqh dunia, gubernur Sulsel, pejabat pemda Makassar dll.
Sementara itu, menurut Ketua panitia muktamar KH. Hafidz Ustman, muktamar yang diikuti oleh 4500 peserta ini dari seluruh Indonesia ini baru yang ke-4 kalinya dilakasanakan di luar Jawa. Yaitu muktamar ke-11 1936 di Banjarmasin, kke 19 tahun 1952 di Palembang, ke-21 tahun 1956 di Medan dan ke-32 tahun 2010 ini di Makassar.
"Di Makassar ini ada tiga sultan yang merupakan keluarga besar NU, yaitu Sultan Bone, Sultan Luwu dan Sultan Gowa yang bergabung dengan NU dan berjuang untuk kemerdekaan dan NKRI," ungkapnya di atas panggung. (min)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua