Warta

Menag: Pesantren Kritisi Kekerasan Atas Nama Islam

NU Online  ·  Selasa, 13 Juli 2010 | 23:38 WIB

Surabaya, NU Online
Menteri Agama H Suryadharma Ali mengatakan komunitas pesantren sangat mengkritisi kecenderungan mengedepankan kekerasan atas nama Islam. Spiritual beragama para kiai dan santri yang mengedepankan akhlakul karimah menjadi teladan masyarakat Indonesia, bagaimana seharusnya menjadi warga bangsa yang humanitis, dengan senantiasa beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Sikap konsistensi untuk senantiasa beradaptasi dengan budaya lokal, namun tetap melakukan teranformasi sosial sesuai dengan perkembangan kotemporer, menempatkan pesantren pada posisi yang cukup istimewa dalam khazanah perkembangan sosial budaya masyarakat Indoensia," kata Menag di Surabaya, akhir pekan lalu.<>

Menurut Menag, tidak berlebihan apabila pesantren diposisikan sebagai salah satu elemen determinan dalam struktur piramida sosial masyarakat Indonesia. Adanya posisi strategis yang disandang pesantren menuntutnya untuk memainkan peran penting dalam setiap proses pembangunan sosial, baik melalui potensi pendidikan maupun pengembangan masyarakat.

"Di bidang pendidikan, pesantren telah melakukan transpormasi kultural sehingga doktrin, lembaga, dan pranata sosial yang melekat padanya selalu menjadi relevan seiring dengan perubahan sosial yang terjadi," papar Menag.

Menurut Menag, selain dengan cara transpormasi, pesantren juga melakukan proses adaptasi dengan perkembangan kontemporer, mulai dari kontekstualisasi kitab kuning, modernisasi kelembagaan, apresiasi yang sepatutnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan lain sebagainya.

"Berbarengan dengan tumbuh suburnya kultur pesantren yang dijiwai dengan nilai-nilai akhlakul karimah, berkembang pula program-program pengembangan olahraga dan seni di pondok pesantren," tandasnya. (min)