Warta

Mennakertrans Minta Muslimat NU Ikut Berdayakan Perempuan Transmigran

Sen, 14 September 2009 | 08:52 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Mennakertrans), Erman Suparno, meminta Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ikut memberdayakan potensi ekonomi kaum perempuan yang berada di kawasan transmigrasi.

Hal tersebut dikatakannya usai penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama (MoU) antara Direktorat Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Transmigrasi dengan Pimpinan Pusat Muslimat NU di Kantor Depnakertrans, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (14/9).<>

Menurut Menteri, salah satu unsur transmigrasi yang belum tergarap maksimum adalah kaum perempuannya. Padahal, katanya, mereka juga sesungguhnya memiliki potensi untuk mengembangkan potensi ekonomi didaerahnya, terutama dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan.

“Kami sedang mencanangkan konsep transmigrasi dengan paradigma baru, yakni, mengusahakan agar para transmigran itu dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan. Kita jangan terus impor pangan dari luar negeri padahal alam kita melimpah,” kata Menteri.

“Jangan sampai transmigrasi hanya memindahkan orang dari satu tempat ke tempat yang lain,” imbuh Erman.

Untuk kepentingan itu, lanjutnya, Depnakertrans mencanangkan program Kota Terpadu Mandiri (KTM). Pemerintah, melalui program tersebut, sedang menyiapkan beragam fasilitas dan penyediaan infrastruktur di kawasan transmigrasi untuk mendukung KTM itu, di antaranya, pembangunan jalan raya, perumahan, sekolah, rumah sakit, tempat pengolahan hasil pertanian atau perkebunan.

“Kota Terpadu Mandiri itu nantinya akan menjadi semacam kota penyangga bagi kota lain di kawasan transmigrasi. Harapannya agar potensi ekonomi lokal di kawasan transmigrasi itu dapat dikelola di daerah itu sendiri sehingga tidak tergantung dengan kota lainnya,” jelas Menteri.

Selain itu, paradigma baru dalam konsep transmigrasi juga untuk mewujudkan ketahanan nasional, terutama di kawasan yang berbatasan dengan negara tetangga, seperti Kalimantan. Para transmigran, katanya, tidak hanya dituntut memberdayakan ekonomi, tetapi juga diminta turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kita semua harus menjaga NKRI. Jangan sampai kita marah-marah saat ada sejumlah pulau kita diambil orang (negara) lain, padahal kita tidak pernah menjaganya. Itu juga menjadi tugas para transmigran,” pungkas Erman. (rif)