Warta

MUI: Aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah Sesat

Kam, 4 Oktober 2007 | 14:15 WIB

Jakarta, NU Online
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwa aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah sesat dan meminta pemerintah melarang penyebaran paham baru tersebut serta menindak tegas pemimpinnya.

"Masyarakat perlu mewaspadai aliran yang didirikan oleh Ahmad Moshaddeq ini karena mengajarkan adanya nabi baru sesudah Nabi Muhammad dengan menobatkan dirinya sebagai nabi terakhir itu," kata Ketua MUI KH Ma’ruf Amin di Kantor MUI di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis.

<>

Aliran sesat tersebut juga mengajarkan Syahadat baru yakni Asyhadu alla ilaha illa Allah wa asyhadu anna Masih al-Mau’ud Rasul Allah, di mana tidak beriman kepada al-Masih al-Mau’ud berarti kafir dan bukan muslim.

Pendirinya Ahmad Moshaddeq, yang sejak 23 Juli 2006 setelah bertapa selama 40 hari 40 malam mengaku dirinya mendapat wahyu dari Allah dan mengaku sebagai Rasul menggantikan posisi Muhammad SAW.

Selain itu, ujar Ma’ruf, aliran baru ini tak mewajibkan shalat, puasa dan haji, karena pada abad ini masih dianggap tahap  perkembangan Islam awal sebelum akhirnya terbentuk Khilafah Islamiyah.

Kitab Suci yang digunakan adalah al Qur’an tetapi meninggalkan hadist dan menafsirkannya sendiri. Aliran ini juga mengenal penebusan dosa dengan menyerahkan sejumlah uang kepada al-Masih al-Mau’ud.

Dakwah aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah ini disebutkannya, cukup mengkhawatirkan karena telah menyebar ke beberapa provinsi antara lain di Jabar, Jakarta, Yogyakarta dan tercatat ribuan orang mengikuti dakwahnya.

MUI menyatakan bahwa aliran ini berada di luar Islam dan orang yang mengikutinya adalah murtad (keluar dari ajaran Islam). "Bagi mereka yang sudah terlanjur mengikutinya diminta bertobat dan segera kembali kepada ajaran Islam yang sejalan dengan Quran dan hadist," katanya.

Aliran sesat tersebut, tambah Ma’ruf, telah terbukti menodai dan mencemari ajaran Islam karena mengajarkan sesuatu yang menyimpang  dengan mengatasnamakan Islam.

Dalam foto-foto yang dibeberkan MUI, di depan pengikutnya Ahmad Moshaddeq menggunakan sayap layaknya gambar dewa-dewa dalam literatur Yunani. (ant/mad)