Warta

MUI Minta Pedagang Makanan Tidak Vulgar Berdagang di Bulan Puasa

NU Online  ·  Sabtu, 16 Oktober 2004 | 10:15 WIB

Jakarta, NU Online
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan kepada pedagang makanan dan minuman untuk tidak secara "vulgar" (terbuka) menjual dagangannya pada siang hari di bulan Puasa untuk menghormati umat Islam yang sedang berpuasa.

"Saya berharap agar para pedagang khususnya kaki lima di pinggir jalan besar atau jalan kecil di Jakarta agar berdagang saat malam hari guna menghormati umat Islam yang berpuasa," kata Ketua MUI Prof. Dr.H.Umar Shihab di Jakarta, Sabtu. 

<>

Ketika diminta tanggapan masih dijumpainya pedagang makanan kaki lima yang secara "vulgar" berdagang pada siang hari, Umar menyayangkan sikap pedagang tersebut dan berharap mereka menghormati bulan Puasa dan umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa.

"Jika mereka terpaksa berdagang pada siang, silahkan mencari tempat yang tertutup dari pandangan orang seperti dilakukan sejumlah restoran, sehingga tidak menimbulkan godaan bagi mereka yang berpuasa," katanya.

Kendati demikian, Umar menegaskan, para pedagang makanan yang berdagang pada malam hari mulai buka puasa, akan mendapat pahala dan mendatangkan manfaat yang besar karena selain meghormati yang puasa juga menyedikan hidangan bagi mereka berpuasa.

Dia minta Pemda DKI agar menertibkan pada pedagang atau warung makanan yang secara  terbuka menjajakan makanaan pada siang hari.           

MUI mengharapkan agar masyarakat luas menghormati kesucian bulan Ramadhan dengan memberikan kesempatan kepada umat Muslim menjalankan ibadah agamanya secara khusuk.

MUI juga menyerukan agar umat Muslim menyebarkan sikap toleran dalam menjalankan agama, yaitu dengan tidak terjebak dalam perselisihan masalah khilafiah, seperti penentuan awal dan akhir Ramadhan, serta sikap toleransi terhadap penganut agama lain.

Sehubungan dengan musibah yang menimpa umat Islam di Palestina, Irak, dan Afghanistan, MUI menyerukan agar umat Islam meningkatkan panjatan doa kepada Allah SWT dan pembacaan qunut nazillah.(an/mkf)