Warta

Muslim AS Tuntut FBI Evaluasi Kebijakan Pengawasan

NU Online  ·  Jumat, 2 Oktober 2009 | 15:48 WIB

Denver-Colorado, NU Online
Muslim di Paman Sam gerah terhadap panduan pengawasan ketat FBI yang baru saja diperbarui. Mereka menginginkan pemerintah mengevaluasi panduan yang dianggap menciderai hak-hak sipil--memata-matai komunitas Muslim dan menempatkan sejumlah informan di masjid-masjid.

"Pemerintahan Obama harus mengaji ulang panduang tersebut dan membuatnya sejalan dengan Undang-Undang dan nilai kebebasan beragama serta penghormatan kebebasan hak sipil yang dianut Amerika," ujar Nadhira Al-Khalili, dari National Legal Counsel, Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR), dalam sebuah keterangan pers, Kamis (1/10).<>

Lembaga Muslim AS terkemuka itu mendesak Jaksa Penuntut Umum, Eric Holder untuk menyampaikan keprihatinan mereka atas versi editan panduan FBI yang berjudul, Panduan Operasi dan Investigasi Domestik tersebut.

Panduan tersebut, yang diluncurkan pada hari-hari terakhir pemerintah Bush, menghilangkan satu bab berisi rincian bagaimana cara FBI mengejar dan melakukan 'pemeriksaan' terhadap warga Amerika tanpa bukti dan kesalahan, juga pada penggunaan informasi informan di masjid-masjid.

Nadhira mengatakan panduan tersebut memprihatinkan sebab pemerintahan Bush 'memberi celah' kebijakan yang membuat kekerasan terhadap konstitusi menjadi tak terelakkan. Salah satunya, yang ia tekankan, adalah kebebasan setiap warga Amerika untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing.

CAIR mengatakan banyak grup hak asasi telah berulang kali memperingatkan dan menentang penempatan informan atau mata-mata di dalam tempat ibadah.
"Penggunaan informan oleh FBI di masjid tanpa indikasi kriminal jelas yang membuat Muslim Amerika prihatin," ujar Nadhira.

Beberapa lembaga Muslim Amerika berpengaruh bahkan mengancam, pada awal tahun ini, untuk menghentikan hubungan kerja sama dengan FBI dan Departemen Kehakiman. Ancaman itu sebagai protes sikap sewenang-wenang terhadap komunitas mereka yang kerap diabaikan hukum. (min)