Muslim Banggai Nyalakan Obor Sambut Lailatulqadar
- Senin, 6 September 2010 | 08:29 WIB
Luwuk, NU Online
Ribuan lampu minyak tanah dinyalakan masyarakat etnis Banggai, Balantak dan Saluan sebagai tradisi menyambut malam Laila (malam Lailatulqadar).
Malam Laila dilaksanakan tiap 27 Ramadhan dengan menyalakan lampu botol atau bambu atau obor di halaman rumah warga.<>
Warga etnis Babasal yang mendiamai Kabupaten Banggai dan Banggai Kepulauan (Bangkep) Sulawesi Tengah telah turun temurun melaksanakan tradisi malam Laila seperti.
"Ini sudah tradisi masyarakat di sini untuk menyambut turunnya malam Lailatulqadar dengan menyalakan lampu di halaman rumah masing-masing," kata Imam Masjid Anggung An Nur Banggai Luthfie Yusuf di Luwuk, Ahad malam.
Ia mengatakan tradisi malam Laila terpeliharan dengan baik di Banggai.
"Kita tidak mengetahui kapan dimulainya tradisi ini, tapi lampu Laila telah mengakar," kata Lutfie.
Lampu Laila dinyalakan setelah berbuka puasa hingga pagi sebelum salat subuh. Tradisi lampu Laila ini berlangsung sejak malam ke 27 Ramadhan hingga akhir bulan Ramadhan ditandai pawai takbir.
Tiap rumah menyalakan lampu botol sedikitnya tiga buah. Masyarakat meyakini jumlah lampu yang dinyalakan mempengaruhi turunnya malam seribu bulan.
Untuk menyalakan lampu Laila memiliki syarat tersendiri yakni harus orang dewasa, mengambil air wudhu dan membaca surah ke 97 kitab Al Quran Al Qadr tiga kali. Surah Al Qadr menceritakan tentang turunnya kitab Al Quran dan turunnya malam seribu bulan.
Lampu Laila dinyalakan dengan harapan malam Lailatulqadar yang bernilai setara seribu bulan turun.
"Niatnya adalah menjemput malam Lailatulqadar," ungkap Lutfie.
Saat lampu Laila dinyalakan, warga ikut berjaga-jaga sepanjang malam dengan mengisi ibadah seperti membaca ayat Al Quran atau mendengarkan ceramah agama.
Sulfah (37), warga kelurahan Karaton mengatakan sejak kecil menyalakan lampu Laila.
"Sejak kecil orang tua menyalakan lampu, makanya kita juga menyalakan," katanya.
Lampu Laila telah tersedia di pasar Simpong sejak sepekan lalu. Tiga buah lampu seharga Rp2 ribu. (ant/mad)
Ribuan lampu minyak tanah dinyalakan masyarakat etnis Banggai, Balantak dan Saluan sebagai tradisi menyambut malam Laila (malam Lailatulqadar).
Malam Laila dilaksanakan tiap 27 Ramadhan dengan menyalakan lampu botol atau bambu atau obor di halaman rumah warga.<>
Warga etnis Babasal yang mendiamai Kabupaten Banggai dan Banggai Kepulauan (Bangkep) Sulawesi Tengah telah turun temurun melaksanakan tradisi malam Laila seperti.
"Ini sudah tradisi masyarakat di sini untuk menyambut turunnya malam Lailatulqadar dengan menyalakan lampu di halaman rumah masing-masing," kata Imam Masjid Anggung An Nur Banggai Luthfie Yusuf di Luwuk, Ahad malam.
Ia mengatakan tradisi malam Laila terpeliharan dengan baik di Banggai.
"Kita tidak mengetahui kapan dimulainya tradisi ini, tapi lampu Laila telah mengakar," kata Lutfie.
Lampu Laila dinyalakan setelah berbuka puasa hingga pagi sebelum salat subuh. Tradisi lampu Laila ini berlangsung sejak malam ke 27 Ramadhan hingga akhir bulan Ramadhan ditandai pawai takbir.
Tiap rumah menyalakan lampu botol sedikitnya tiga buah. Masyarakat meyakini jumlah lampu yang dinyalakan mempengaruhi turunnya malam seribu bulan.
Untuk menyalakan lampu Laila memiliki syarat tersendiri yakni harus orang dewasa, mengambil air wudhu dan membaca surah ke 97 kitab Al Quran Al Qadr tiga kali. Surah Al Qadr menceritakan tentang turunnya kitab Al Quran dan turunnya malam seribu bulan.
Lampu Laila dinyalakan dengan harapan malam Lailatulqadar yang bernilai setara seribu bulan turun.
"Niatnya adalah menjemput malam Lailatulqadar," ungkap Lutfie.
Saat lampu Laila dinyalakan, warga ikut berjaga-jaga sepanjang malam dengan mengisi ibadah seperti membaca ayat Al Quran atau mendengarkan ceramah agama.
Sulfah (37), warga kelurahan Karaton mengatakan sejak kecil menyalakan lampu Laila.
"Sejak kecil orang tua menyalakan lampu, makanya kita juga menyalakan," katanya.
Lampu Laila telah tersedia di pasar Simpong sejak sepekan lalu. Tiga buah lampu seharga Rp2 ribu. (ant/mad)
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Tags:
Warta Lainnya
Terpopuler Warta
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Rofiq Mahfudz | Senin, 29 Mei 2023
Kiai Pesantren Memaknai Politik dengan Bermartabat
-
- Hafis Azhari | Sabtu, 27 Mei 2023
Ketika Timur Semakin Mengenal Barat
-
- Ahmad Munji | Sabtu, 20 Mei 2023
Pilpres Turkiye 2023 dan Investasi Ideologis Erdogan
Berita Lainnya
-
Menaker Imbau Masyarakat Lebih Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri
- Ketenagakerjaan | Ahad, 28 Mei 2023
-
Kemnaker Optimis UU PPRT Mampu Tekan Pelanggaran PRT
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Menaker Tegaskan Hubungan Industrial Harmonis Tingkatkan Produktivas Kerja
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 27 Mei 2023
-
Jakarta Bhayangkara Presisi bersama Pertamina Raih Runner-up di Final AVC Cup 2023
- Nasional | Selasa, 23 Mei 2023
-
Indonesia-Tiongkok Komitmen Perluas Kerja Sama Ketenagakerjaan
- Ketenagakerjaan | Selasa, 23 Mei 2023
-
Gerakkan Hidup Sehat, Fatayat NU Sulsel Bagi-Bagi Sayur ke Masyarakat
- Daerah | Senin, 22 Mei 2023
-
Menaker Ida Dorong Peningkatan Produktivitas Perempuan Melalui Wirausaha
- Ketenagakerjaan | Sabtu, 20 Mei 2023
-
Serap Ratusan Juta Rupiah, Pembangunan Mushala NU Ranting Dlingo Bantul Usai
- Daerah | Kamis, 18 Mei 2023
-
Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing SDM di Daerah, Menaker Apresiasi Hibah Lahan dari Pemda
- Ketenagakerjaan | Rabu, 17 Mei 2023