Warta RAIS AAM PBNU

Nuzulul Quran Momentum Penting Raih Hikmah Ramadhan

Rab, 17 September 2008 | 12:38 WIB

Pati, NU Online
Nuzulul Quran atau peristiwa penting penurunan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad merupakan momentum penting untuk mendekatkan diri kepada Allah. Peristiwa yang terjadi saat malam dalam sepertiga akhir Ramadhan itu selayaknya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meraih hikmah puasa dan Al-Quran.

Demikian diungkapkan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Sahal Mahfudh, pada pengajian Nuzulul Quran di Pondok Pesantren (Ponpes) Maslakul Huda, Pati, Jawa Tengah, Selasa (16/09) malam lalu.<>

"Memperingati Nuzulul Quran merupakan gerbang untuk mencari berkah Al-Quran," ujar Kiai Sahal—begitu panggilan akrabnya, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Munawir Aziz.

Kiai Sahal menegaskan, sudah saatnya umat muslim memperkuat kembali semangat mempelajari Al-Quran beserta pemahaman tentang kitab suci.

Ia menjelaskan, Al-Quran diturunkan dalam tiga tahap; pertama, diturunkan di Lauhul Mahfudh. “Pada kejadian ini, tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya,” ujarnya.

Tahapan kedua, setelah dari lauhul mahfudh, Al-Quran diturunkan ke baitil izzah atau langit yang kelihatan manusia dari bumi (sama’ al-dunya). Pada tahapan ini, Al-Quran diturunkan secara serentak.

Tahapan terakhir, Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur berdasarkan asbab an-nuzul melalui perantara malaikat Jibril. “Inilah yang banyak diketahui umat muslim, sedangkan yang pertama dan kedua tidak banyak diinsyafi,” tandasnya.

Karena itu, Kiai Sahal mengajak kepada santri yang hadir untuk khidmat mempelajari dan merenungi Al-Quran. “Saya berharap, di malam ini, dengan memperingati Nuzulul Quran, kita mendapat berkah dari Al-Quran,” pungkasnya.

Pengajian itu digelar selama Ramadhan atau lebih dikenal masyarakat setempat dnegan istilah “posonan”. Selama posonan, kitab yang dikaji, antara lain, Rasail, Sabilul Adzkar wal I'tibar, At-Tibyan fii Adab Hamlatil Qur'an, Kitab Halal wal Haram. Tradisi posonan selalu diikuti santri dari berbagai daerah. (rif)