Patung Buddha berwajah Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Studio Mendut Magelang, karya pematung Cipto Purnomo yang menimbulkan kontroversi, akhirnya ditutup dengan ranting-ranting kayu. Kini, di depan patung tersebut dipasang beberapa tulisan, yaitu "Patung ditutup untuk umum", dan "Menunggu usulan bijak patung ini sebaikknya dibagaimanakan?"
Selain itu juga terdapat tulisan lain, "Akan menyerahkan pertimbangan kepada pihak yang kompeten", "Mohon maaf kepada yang tidak berkenan atas kelemahan kami", "Demi pembelajaran kami yang warga dusun gunung yang sangat butuh pencerahan (manusia jauh lebih penting dari patung)".<>
Patung untuk memperingati 40 hari wafatnya Gus Dur tersebut ternyata membuat Dewan Pengurus Pusat Theravada Indonesia melayangkan protes terhadap karya seniman Magelang itu, karena dianggap melecehkan simbol agama Buddha.
"Demi kebaikan bersama maka patung tersebut ditutup dan kami tidak tahu sampai kapan akan ditutup," kata budayawan yang juga pemilik Stodio Mendut, Sutanto.
Sutanto mengatakan, tidak ada maksud seniman melecehkan Buddha. Karya tersebut untuk menggambarkan seorang Gus Dur yang pluralis, tidak membeda-bedakan agama, etnis maupun bangsa.
"Harapan saya, tidak hanya masalah patung, bidang hukum, pendidikan dan lainnya, bangsa ini masih harus banyak belajar," katanya. (min)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua