Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk atas aksi kekerasan yang memakan ratusan korban tewas di Xinjiang, Cina, pada pekan lalu. Apalagi, sebagian korban adalah kalangan muslim yang merupakan minoritas di provinsi itu.
Demikian disampaikan Ketua PBNU, KH Said Aqil Siroj, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/7). “PBNU mengutuk keras tragedi (kekerasan) itu,” katanya.<>
Kang Said berharap, pemerintah Cina dapat menyelesaikan masalah kekerasan yang disebabkan konflik antara etnis Uighur (minoritas muslim) dengan kelompok Han (nonmuslim) itu dengan cara-cara yang tidak represif.
PBNU, katanya, sangat bersedia jika diminta untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. “Kalau memang diminta, kami (NU) siap. NU kan punya (lembaga) ICIS (International Conference of Islamic Scholar/Forum Ulama Dan Cendekiawan Muslim se-Dunia),” ujarnya.
Media pemerintah setempat melaporkan, keadaan terahir di wilayah Xinjiang tercatat, polisi Cina menembak mati dua orang pada Senin (13/7) lalu, dalam kerusuhan baru di wilayah Xinjiang.
Radio pemerintah menyatakan dua yang tewas di ibukota wilayah itu, Urumqi, adalah warga suku Uigur. Polisi berusaha mencegah serangan warga lain Uigur ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan, kata laporan tersebut.
Dari korban tewas akibat kerusuhan 5 Juli, 137 orang dari suku Han, yang merupakan bagian besar dari 1,3 miliar jiwa penduduk China, dan 46 adalah warga Uigur, yang beragama Islam di Xinjiang dan punya hubungan kebudayaan dengan Asia tengah dan Turki. (rif)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua