Warta

PBNU: Pemikiran NU Harus Disebarkan ke Dunia melalui Karya Tulis

Sab, 28 Juni 2008 | 12:18 WIB

Malang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, pemikiran Islam moderat ala NU harus pula disebarkan ke seluruh dunia, tidak saja di dalam negeri. Cara yang paling efektif adalah melalui penerbitan karya tulis.

Hal itu penting sebagai upaya menyebarluaskan dan mengembangkan paham Islam ala NU yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Di di era teknologi informasi seperti saat ini, upaya itu lebih mudah karena beragam fasilitas teknologi yang dapat digunakan.<>

Hasyim mengatakan hal tersebut saat membuka semiloka bertajuk "Menggali dan Membangun Potensi Menulis Dunia Pesantren" Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/6). Acara itu diikuti 200 peserta yang merupakan utusan pengurus cabang Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU se-Jatim.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Hasyim, para intelektual NU dapat memanfaatkan LTN NU. Lembaga itu sengaja dibentuk memang untuk memfasilitasi setiap kegiatan penerbitan dan penelitian yang berkaitan dengan ke-NU-an atau pesantren.

Keberadaan media internet, imbuh Hasyim, dapat sangat membantu upaya penyebarluasan pemikiran ke-NU-an itu. “Karena, bukan hanya bisa diakses di tingkat lokal, tapi juga nasional bahkan di tingkat global,” tandasnya, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, M.N. Harisudin.

Namun demikian, jelas Hasyim yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, upaya itu harus pula diimbangi dengan penguasaan bahasa asing. Bahasa asing yang dimaksud, sedikitnya, bahasa Arab dan bahasa Inggris.

"Seorang penulis yang hanya mengandalkan inspirasi, tidak cukup. Karena, ia harus mendapat bahan dari bacaan dari bahasa asing. Selain itu, buku-buku (berbahasa asing) juga dapat menjadi komparasi pemikirannya," terang mantan ketua Pengurus Wilayah NU Jatim itu.

Hal senada diungkapkan Ketua Pengurus Wilayah LTN NU Jatim, Muktafi Haris. Menurutnya, harus segera ditumbuhkan budaya menulis di kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU). Jika budaya itu sudah tercapai, maka harus ditingkatkan pada upaya penerbitan.

Ia berharap, di masa mendatang, terjalin jaringan yang luas antara LTN NU, kalangan Nahdliyin, pesantren dan lembaga penerbitan. Hal itu akan semakin mempermudah upaya penyebarluasan paham Islam moderat ala NU. (rif)