Warta

PBNU Sambut Baik Pembebasan Sandera Korsel oleh Taliban

Kam, 30 Agustus 2007 | 10:26 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyambut baik sikap kelompok gerilyawan Taliban di Afganistan yang telah membebaskan 12 warga Korea Selatan (Korsel) yang disanderanya, pada Rabu (29/8) kemarin.

Sebagai pihak yang turut dimintai bantuannya dalam upaya pembebasan warga Korsel yang disandera Taliban sejak 19 Juli lalu itu, Hasyim mengaku gembira. Menurutnya, pembebasan sandera itu berarti desakan NU juga dipertimbangkan.<>

“Saya gembira karena suara NU didengar sekalipun hanya melalui Duta Besar Afganistan di Indonesia dan anggota ICIS (International Conference of Islamic Scholars) yang berada di Afganistan,” ujar Hasyim kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/8).

Presiden World Conference on Religions for Peace itu pun memuji langkah Taliban tersebut. Menurutnya, pelepasan sandera itu, jelas turut memperbaiki citra Taliban di mata dunia sekalipun tidak diakui oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat George W Bush.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang juga turut membantu dalam usaha pembebasan sandera tersebut. “Penghargaan NU untuk OKI yang juga telah melakukan sesuatu,” tandasnya.

Pembebasan 12 warga Korsel oleh pejuang Taliban hari Rabu (29/8) dilakukan sehari setalah mencapai kesepakatan dengan perunding Korsel dan Indonesia atas pembebasan 19 sukarelawan Kristen itu.

Tiga wanita Korsel dilepaskan lebih dulu, diikuti empat wanita dan seorang pria beberapa jam kemudian, yang diserahkan kepada anggota Palang Merah Dunia (ICRC) di provinsi Ghazni, seperti ditulis kantor berita Inggris, Reuters.

Gelombang ketiga, yang terdiri atas tiga wanita dan seorang pria, dilepaskan kemudian pada hari sama, kata mereka.

Korsel Keluar dari Afganistan


Dalam kesempatan yang sama, Hasyim berharap, dengan dibebaskannya sandera tersebut, pihak Korsel bersedia menarik keluar pasukannya dari Afganistan. “Sudah pantas kalau Korsel menarik pasukannya dari Afganistan karena apapun alasannya, agresi ke negara lain selalu berakhir dengan kegagalan dan kerusakan,” pungkasnya.

Pemberontak menculik 23 relawan Kristen Korea pada 19 Juli dari bus di Ghazni dan semula menuntut pembebasan anggota Taliban, yang ditahan pemerintah Afgan.

Dua pria sandera dibunuh penculiknya pada awal kemelut itu.

Taliban melepaskan dua wanita sebagai isyarat niat baik selama putaran awal perundingan dan hari Selasa menyatakan mencapai kesepakatan untuk pembebasan 19 sisanya.

Seorang wakil Taliban menyatakan, melepaskan tuntutan pembebasan anggota Taliban dari penjara sesudah mereka menyadari Korsel tidak dapat memaksa pemerintah Afgan membebaskan siapa pun.

Gedung Biru, kantor kepresidenan Korsel, menyatakan kesepakatan akhirnya ialah syarat Seoul menarik tentaranya dari Afganistan dalam tahun ini dan menghentikan warga negaranya melakukan dakwah agama di Afganistan. (rif)