Warta MUKTAMAR KE-32

PCINU Mesir Ingatkan Muktamar Fokus Pada Pembahasan Program Kerja

NU Online  ·  Selasa, 23 Maret 2010 | 02:02 WIB

Kairo, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir H Muhlashon Jalaluddin berharap peserta muktamar atau Muktamirin tetap fokus pada pembahasan program kerja NU pada waktu-waktu mendatang, minimal program kegiatan lima tahun ke depan. Muktamirin diharapkan tidak hanya terpaku pada persoalan pergantian kepengurusan.

"Menghadapi masa-masa yang semakin sulit, para pengurus NU harus fokus kepada kepentingan jamiyyah dan jamaahnya, daripada kepentingan segelintir kelompok yang menginginkan jabatan di organisasi. Tuntutan ke depan jauh lebih berat dan membutuhkan usaha yang ekstra serius," katanya di sela-sela pengarahan Kru Buletin Afkar PCINU Mesir di kantor KBRI Cairo, Senin (22/3) petang.

<>

Muhlashon mencontohkan beberapa agenda yang harus di tangani secara serius ke depan antara lain adalah masalah aqidah. Tantangan masalah aqidah saat ini mengemuka sedemikian rupa, sehingga tidak sedikit yang karena keteledoran para ulama, banyak jamaah NU yang masuk dalam perangkap kelompok yang mengusung kekerasan di dalam beragama.

Sebagian kader NU tanpa di sadari ada yang melupakan Islam yang rahmatan lil`alamin, karena mereka terbawa arus kelompok yang memprovokasi umat beragama dengan mengatasnamakan Islam yang paling benar.

Selain itu, aqidah ahlus sunnah yang dianut oleh NU, hendaknya diterjemah ulang, sehingga dapat memberikan jiwa bagi jamaahnya untuk berani dan siap hidup, bukan hanya berani dan siap mati saja. Sebab, tantangan umat Islam ke depan adalah keberanian untuk hidup layak di tengah-tengah pergumulan era dunia baru dengan berbagai corak;

Dari aqidah dan jiwa berani dan siap untuk hidup, maka tantangan organisasi NU adalah mengevaluasi kinerja di beberapa bidang, antara lain masalah pendidikan.

"NU selama ini dinilai kurang memperhatikan pendidikan jamaahnya, sehingga semua berjalan alami tanpa ada konsep yang matang dari organisasi. Maka wajar jika organisasi kaum sarungan ini, tidak punya kader-kader yang siap berjuang ketika mereka sudah memasuki usia perjuangan," terangnya.

Lebih lanjut ia memaparkan, ada dua kemungkinan mengenai hal tersebut, pertama para kader yang disiapkan oleh NU tidak siap berjuang, karena kamampuannya di bawah standar. Kedua, kader yang mampu dan mapan tidak siap berjuang, karena tidak merasa dilibatkan untuk ikut memikirkan NU terutama ketika mereka dilarutkan dalam hal ekonomi.

NU hingga saat ini belum mengoptimalkan potensi ekonomi yang demikian besar bagi peningkatan kesejahteraan warganya. NU masih belum berusaha mengubah hobby lama di dalam melakukan perjuangannya, yaitu, amal dari muhsinin. Warga yang cukup besar belum bisa diberdayakan untuk pengembangan ekonomi.

Selain itu, pembinaan kader dan pemberdayaan kader. NU sampai saat ini masih menganut teori kekerabatan. Siapa yang dekat, dia yang diberdayakan, tanpa melihat potensi dan kapasitas yang dimiliki. Upaya menjaring kader dilakukan secara sporadis dan angot-angotan, sehingga kader yang mumpuni tercecer di mana-mana tidak terakomodir.

Muhlashon juga berharap kepada dua utusan PCINU Mesir yang telah dikirim untuk mengikuti muktamar supaya mampu memperjuangkan poin-poin asprasi warga NU Mesir itu. (aan)