Warta

PCNU Keberatan Pengukuran Masjid ke Arah Kiblat

NU Online  ·  Kamis, 10 Juni 2010 | 04:26 WIB

Pasuruan, NU Online
Program Kemenag pusat soal pengukuran masjid sesuai dengan arah kiblat mendapat respons beragam. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan KH Shonhaji Abdussomad justru mengaku keberatan. Salah satu alasannya, karena program ini bisa meresahkan jamaah.

Menurut Shonhaji, Kemenag kabupaten pernah berkoordinasi dengan organisasinya tentang program tersebut. Tapi, program Kemenag ini dianggapnya bisa berakibat kontraproduktif. "Makanya harus hati-hati. Perlu melibatkan para tokoh, ahli dan pihak masjid," kata Shonhaji, Rabu (9/6).
/>
Untuk Kabupaten Pasuruan, sudah diukur 11 masjid sebagai contoh. Hasilnya, ada pergeseran arah kiblat masjid antara 0,1 derajat sampai 0,8 derajat. Namun, hasil ini tidak mendapat respon positif dari para tokoh di kabupaten. Gus Son malah menyarankan agar program Kemenag pusat ini tidak diarahkan pada pola pengukuran masjid.

"Sebab, saat membangun masjid para tokoh-tokoh zaman dahulu sudah melakukan ijtihad. Bahkan, dalam ilmu Fiqih itu tidak harus ainul ka`bah. Yang penting, menghadap ke Barat, itu sudah sah. Jadi, saya kira jangan mengkiblatkan ulang masjid," tegasnya.

Lebih lanjut Shonhaji mensinyalir, program Kemenag ini dilakukan karena ada anggaran dananya. Artinya, jika program ini dilaksanakan, maka dana pusat bisa cair.

"Tapi, jangan sampai pelaksanaan program itu membuat banyak orang tersinggung. Sebaiknya dana program itu disalurkan pada pembinaan santri pesantren. Tentang bagaimana cara mengkiblat yang benar. Biar masa depan generasi kita semua lebih faham. Jangan malah yang sudah ada diijtihadi kembali," tandasnya.

Program pengukuran masjid sesuai dengan arah kiblat dicetuskan Kemenag pusat setelah seminar di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Hasilnya, dibentuk tim yang melibatkan Kemenag, pakar geofisika, Kementrian Perhubungan dan unsur ormas islam. Selanjutnya, dilakukan pemotretan masjid di wilayah Indonesia.

Tim sendiri bertugas mengukur kembali masjid se Indonesia. Salah satu alasannya, banyaknya longsor dan gempa bumi menyebabkan lempengan bumi bergeser. Dan ini berakibat pada arah masjid yang ikut bergeser atau tidak pas dengan ainul ka`bah atau arah kakbah yang sebenarnya. (ful)