Warta

Pemerintah harus Bersikap Adil Pada Madrasah dan Pesantren

Jum, 1 September 2006 | 17:01 WIB

Jakarta, NU Online
PBNU meminta pemerintah  bersikap adil terhadap lembaga pendidikan keagamaan dengan menambah  alokasi anggaran pendidikan untuk perkembangan madrasah dan pesantren. Diskriminasi jumlah anggaran menyebabkan lembaga yang banyak dimiliki NU tersebut tidak bisa berkembang dengan pesat dan ketinggalan dengan institusi pendidikan yang ada dibawah Diknas.

"Jumlah siswa madrasah 20 persen dari seluruh siswa sekolah di Indonesia, tetapi hanya mendapat alokasi anggaran sekitar 12 persen saja," kata Ketua PB NU, Prof Dr Masykuri Abdillah di sela Pembukaan Rakernas Lembaga Pendidikan Ma’arif NU di UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang, Banten, Jumat malam.

<>

Masykuri mengatakan, alokasi hingga 12 persen dari total anggaran pendidikan bagi sekolah itu sudah jauh lebih baik daripada beberapa tahun lalu yang hanya tujuh persen saja. Alokasi anggaran Depag untuk pendidikan sebesar Rp9 triliun, sudah termasuk gaji guru Rp4 triliun, sehingga tinggal Rp5 triliun yang berhubungan dengan pendidikan, ujarnya.

"Sementara alokasi untuk Depdiknas mencapai Rp36 triliun tidak termasuk gaji guru, karena gaji guru bagi sekolah umum ditanggung daerah terkait otonomi daerah. Jadi masih besar ketimpangan itu," katanya.

Sementara itu, Menteri Agama M Maftuh Basyuni yang juga hadir memberi sambutan mengatakan, pihaknya sudah berjuang untuk memperbesar alokasi anggaran bagi madrasah dan pesantren namun kebutuhan sangat banyak. Dua tahun lalu Depag hanya mendapat alokasi dan 6 Trilyun, tahun lalu 9 Trilyun dan tahun ini akan meningkat sehingga totalnya lebih dari 10 Trilyun.

"Dari pada diberi langsung besar malah tidak bersyukur dan kufur nikmat, lebih baik kenaikannya sedikit-sedikit saja," kata Menag.

LP Ma’arif merupakan lembaga dibawah NU yang mengurusi masalah pendidikan formal milik NU. saat ini terdapat lebih dari 112.000 pendidikan dasar dan menengah yang dikelolanya dan terdapat 76 perguruan tinggi yang berada dibawah naungan LP Maarif NU.

Sebanyak 60 persen sekolah yang dikelola Maarif NU merupakan madrasah dan 40 persen sekolah umum yang seluruhnya kebanyakan berdiri di daerah pedesaan dan pelosok. Sementara itu Muslimat NU bertugas mengelola jaringan TK yang saat ini sudah mencapai 6000 buah. (mkf)

Sedangkan sekitar 14 ribu pesantren di Indonesia yang kebanyakan didirikan para kyai NU, diorganisasi Rabithah Mahad Islami, lembaga yang juga bernaung di bawah NU.

Rakernas kali ini berupaya untuk melakukan perubahan visi dan misi LP Maarif menjadi lembaga yang mandiri, unggul dan profesional. Terdapat 21 wilayah dan 19 cabang disekitar Jabodetabek yang diundang.  (mkf)