Warta
Penganut Islam Aboge Hari Ini Mulai Rayakan Lebaran
NU Online · Sabtu, 11 September 2010 | 10:00 WIB
Banyumas, NU Online
Tidak hanya jamaah Thoriqah Naqsabandiyah yang ada di Jombang, Jawa Timur yang baru merayakan Idul Fitri hari ini. Di Banyumas, Jawa Tengah, ribuan penganut Islam Aboge juga mulai merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 Hijriah hari ini, Sabtu (11/9).
Ribu orang penganut Aboge yang berada di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, menggelar salat Ied di Masjid Saka Tunggal Baitussalam desa setempat dengan imam Sopani dan khatib Sulam. Kekhasan masyarakat Aboge saat sholat Idul Fitri terlihat pada penampilan imam, khatib, dan bilal yang mengenakan jubah warna putih dan ikat kepala "wulung".
/>
Keunikan lainnya adalah saat menyampaikan khotbah pertamanya dalam Bahasa Arab, khatib berada di balik tirai dan saat khotbah kedua tirai dibuka setengah.
Usai melaksanakan salat Ied, seluruh jamaah menggelar silaturahmi dengan yang diakhiri dengan kenduri. Makanan yang disajikan dalam acara tersebut dibawa sendiri oleh para jamaah.
"Sampai saat ini masyarakat setempat belum mengetahui secara pasti kapan dan dari mana ajaran tersebut berkembang di wilayah ini," tutur Sulam. (min)
Tidak hanya jamaah Thoriqah Naqsabandiyah yang ada di Jombang, Jawa Timur yang baru merayakan Idul Fitri hari ini. Di Banyumas, Jawa Tengah, ribuan penganut Islam Aboge juga mulai merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 Hijriah hari ini, Sabtu (11/9).
Ribu orang penganut Aboge yang berada di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, menggelar salat Ied di Masjid Saka Tunggal Baitussalam desa setempat dengan imam Sopani dan khatib Sulam. Kekhasan masyarakat Aboge saat sholat Idul Fitri terlihat pada penampilan imam, khatib, dan bilal yang mengenakan jubah warna putih dan ikat kepala "wulung".
/>
Keunikan lainnya adalah saat menyampaikan khotbah pertamanya dalam Bahasa Arab, khatib berada di balik tirai dan saat khotbah kedua tirai dibuka setengah.
Usai melaksanakan salat Ied, seluruh jamaah menggelar silaturahmi dengan yang diakhiri dengan kenduri. Makanan yang disajikan dalam acara tersebut dibawa sendiri oleh para jamaah.
"Sampai saat ini masyarakat setempat belum mengetahui secara pasti kapan dan dari mana ajaran tersebut berkembang di wilayah ini," tutur Sulam. (min)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
5
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua
