Warta

Pengobatan Tradisional Miliki Potensi Besar Dikembangkan

Ahad, 21 Maret 2004 | 16:34 WIB

Jakarta, NU Online
Saat ini sudah ada beberapa komponen pengobatan tradisional yang telah masuk sistem medis formal seperti akupuntur, jika dikehendaki pesien. Namun demikian, jamu-jamuan belum.

Jika manfaat dan keamanan secara ilmiah semakin nyata, obat tradisional ini akan dapat diintegrasikan secara luas, dalam pelayanan kesehatan formal, teruatama di daerah-daerah terpencil yang mangalami kekurangan jasa obat modern..

<>

Pernyataan tersebut merupakan sebagian dari isi pidato pengukuhan Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA dalam bidang antropologi kesehatan fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (20/03).

Ketua lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatulllah tersebut menjelaskan bahwa secara historis, pengobatan tradisional bukanlah model pengobatan alternatif yang muncul setelah medis modern gagal, tetapi merupakan model medis yang sudah lebih dulu didayagunakan ditengah masyarakat.

Pengobatan tradisional berkembang karena merupakan bagian dari sistem norma dan nilai kebudayaan masyarakat yang kelahirannya di pedesaan, sehingga pengobatan ini menjadi pengobatan utama, dimulai dari pengobatan keluarga, baru ke dukun dan jika tidak sembuh selanjutnya ke dokter. “Ini termasuk masyarakaat perkotaan kumuh yang juga lebih mengutamakan pengobatan bebas dari medis modern,” tambahnya.

Bagi kalangan pedesaan dan perkotaan, ini biasanya berkaitan dengan biaya perawatan yang mahal untuk pengobatan modern sehingga golongan ekonomi pra sejahtera tidak mampu memenuhinya, sehingga digunakanobat tradisional.

Alasan lain adalah masyarakat perkotaan yang merasa tidak sembuh bahkan mengalami efek samping dengan obat modern. Ini diketahui dengan adanya berbagai informasi dari mantan pesien penyakit tertentu yang tidak dapat disembuhkan melalui jasa medis modern, tapi sembuh dengan pengobatan tradisional dengan efek samping yang kurang berarti.

“Terdapat orang terkenal seperti bintang film, guru besar, pejabat, dll yang berobat ke penyembuh tradisional dan diantaranya memberikan kesaksian kesembuhan,” tambahnya

Mantan dosen IAIN Ar Raniry Banda Aceh tersebut menambahkan bahwa pengobatan tradisional banyak pula yang dikaitkan dengan pengaruh alam gaib yang hingga sekarang merupakan sentra nilai tertinggi dalam budaya kehidupan bangsa-bangsa yang penduduknya beragama atau yakin dengan alam gaib.

Asia dan Amerika Latin terus menerus menggunakan obat tradisional akibat perjalanan sejarah dan kepercayaan kebudayaan. Survey kesehatan depkes RI menyatakan 48% persen masyarakat Indonesia (terutama Jawa dan Lampung) menggunakan obat tradisional untuk menjaga kesehatan.

Data WHO menunjukkan bahwa penduduk yang pernah gunakan obat tradisional di Afrika mencapai 80%, China 40%, Australia 48%, Kanada 70% Amerika Serikat 42% Belgia 38%, Perancis 75%.

Secara umum bentuk-bentuk medis tradisional secara ilmiah merujuk kepada sistem medis tradisional China (Yin dan Yang), India (Tri Dosha-Ayurveda), Arab (Unani-Tibbi) dan berbagai bentuk medis pribumi yang semuanya membicarakan cairan dengan sifat dasar panas dan dingin.

Namun demikian, dosen yang banyak mempelajari al Kitab tersebut menambahkan “Ada rambu-rambu yang ditekankan. Semua bahan alami yang diharamkan, tidak dibenarkan penggunaannya selama masih ada bahan lainnya yang halal, kecuali itu dapat dipakai pada posisi halal dhorurah.”(mkf)