Warta

PPP Tetap Pertahankan Partai Ideologis

NU Online  ·  Sabtu, 24 Juli 2010 | 04:38 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum DPP PPP Chozin Cumaydi mengatakan pihaknya tetap mempertahankan partai ideologis Islam, dan tidak akan mengikuti langkah PKS dengan menjadikan partai terbuka dan bergeser ke tengah.

"Islam tidak hanya atributif dan aksesoris, tetapi ideologi yang aplikatif. PPP istiqomah dengan jatidirinya," katanya di Jakarta, Jumat, ketika ditanyakan wartawan apakah PPP akan mengikuti langkah PKS.<<>br />
Menurut dia, PPP tidak perlu ikut-ikutan menjadi partai tengah. Hal ini karena pangsa pasar yang dimiliki sebagai partai Islam masih sangat luas. Apalagi menurut dia, PPP merupakan warisan dari gabungan partai-partai politik Islam di masa orde baru.

Wakil Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuziy mengatakan, ke depan pihaknya malah lebih optimistis dengan jalan partai Islam. Menurut dia, PPP sebagai partai ideologis saat ini memiliki pemilih yang setia. "Kampanye atau tidak, kita punya pemilih yang setia sebenarnya, sehingga kita tidak takut, persoalannya adalah bagaimana meningkatkan suara. Untuk masalah yang satu ini faktor eksternal lebih banyak berperan," katanya.

Menurut dia, PPP memiliki tingkat penerimaan di masyarakat lebih besar dibandingkan partai Islam lainnya. "Misalnya kalau pemilih dari PBB, mereka lebih sulit berpindah ke PAN atau PKS dibandingkan PPP. Mereka lebih bisa dekat dengan PPP, karena kita merupakan gabungan dari semua partai politik Islam di masa orde baru," katanya.

Ia menambahkan, partai-partai pecahan dari PKB misalnya PKNU, menurut dia, secara historis justru lebih mudah berafiliasi dengan PPP dibandingkan ke PKB. "PKNU berdiri karena tidak puas dengan PKB, sementara di PPP juga banyak tergabung unsur NU, jadi mereka akan lebih mudah menerima PPP dibandingkan balik ke PKB," katanya.

Sementara itu menurut Pengamat Reform Institute Yudi Latief, Islam saat ini bukanlah isu utama sehingga langkah PKS menjadi partai terbuka dan ke tengah dinilai kurang strategis. Pangsa pasar partai berbasis Islam untuk menjaring suara, masih cukup besar. "Menurut saya, saat ini bukanlah ideologi Islam-nya, tetapi menjadikan ideologi Islam itu sebuah nilai yang aplikatif, yang praktik," katanya.
(ful)