Prof. Nasaruddin Umar: NU Hanya Jadi Pemadam Kebakaran
NU Online · Kamis, 14 September 2006 | 12:24 WIB
Bandung, NU Online
Indonesia kini tak ubahnya seperti negari bencana. Berbagai macam bencana mulai dari bencana alam sampai bencana yang sebagian disebabkan oleh ulah manusia datang silih berganti. Pemerintah seolah tak tahu harus berbuat apa untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
NU sebagai ormas Islam terbesar sejauh ini hanya dilibatkan untuk membantu menyelesaikan bencana yang sudah terjadi tetapi tak pernah dilibatkan dalam pembuatan kebijakan yang benar yang akhirnya mengakibatkan timbulnya berbagai bencana.
<>“NU hanya dijadikan pemadam kebakaran, makanya NU banyak berhubungan dengan departemen sosial, sementara NU tak pernah dilibatkan di Bappenas yang merancang Indonesia ke depan,” tandas Khatib Aam PBNU Prof. Dr. Nasaruddin Umar MA ketika menyampaikan pandangan tentang Peran dan Perspektif NU dalam Mengatasi Bencana dalam acara workshop Penanggulangan Bencana Berbasis Pesantren di Bandung, Rabu.
Dikatakannya bahwa secara filosofis hal tersebut sangat tidak benar. “Masak kita diminta menyelesaikan masalah yang bukan kita yang membikinnya. Seandainya mereka memakai cara-cara NU yang Islami, tentunya kejadian seperti ini takkan ada,” tambahnya.
Rektor Institus Ilmu Qur’an tersebut menjelaskan bahwa apabila suatu masyarakat sudah mengalami kerusakan, maka bencana akan datang silih berganti. Dalam Al Qur’an sudah di jelaskan bahwa kerusakan yang ada di bumi dan laut disebabkan oleh ulah manusia.
Beberapa kisah tentang bencana yang ada dalam Qur’an diantaranya adalah hukuman bagi kaum homoseksual pada masa Nabi Nuh. Kaum nabi Sholeh yang suka berbuat curang dalam berdagang diberi bencana penyakit akibat memakan daging unta sehingga banyak diantara mereka yang meninggal.
Ahli tafsir tersebut mengungkapkan bahwa bencana yang sama akan tetap muncul dimuka bumi jika manusia tetap melanggar perintah Allah. “Homoseksual menimbulkan AIDS, ada flu burung yang menularkan virus dari binatang ke manusia sampai dengan banjir bandang dan tsunami.
Namun ditegaskannya bahwa bencana yang ada sekarang ini bukanlah azab yang diturunkan oleh Allah karena atas permintaan Rasulullah, umatnya tidak akan menerima azab. “Ini bukan azab, ada hadistnya yang secara jelas mengatakan bahwa azab sudah dicabut bagi umat Nabi Muhammad, ini mungkin musibah atas bala” tuturnya.
Dikatakannya bahwa berdasarkan sebuah riset kekuatan iman seseorang bisa mengurangi 60 rasa sakit yang diderita oleh seseorang karena mereka kembali kepada Allah. Keimanan meningkatkan rasa ketenangan dan mengurangi kepanikan saat menghadapi suasana genting. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua