Warta BENDUNG GERAKAN ISLAM RADIKAL

PWNU Jatim Terbitkan Buku Aswaja ala NU

Ahad, 10 Desember 2006 | 09:36 WIB

Surabaya, NU Online
Kegelisahan Nahdlatul Ulama (NU) atas gerakan dan kelompok Islam radikal di Indonesia semakin meluas saja. Salah satunya Pengurus Wilayah (PW) NU Jawa Timur (Jatim). Pimpinan tertinggi NU di tingkat Jatim ini sadar, berdiam diri saja tak akan merubah keadaan. Karenanya, dalam waktu dekat, PWNU Jatim akan meluncurkan buku pedoman tentang Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah.

Penerbitan buku itu merupakan rekomendasi dari Halaqah Khittah Nahdliyah yang diselenggarakan oleh PWNU Jatim di Surabaya beberapa waktu lalu. Dalam acara yang menghadirkan narasumber dari PBNU dan PWNU dengan peserta dari Pengurus Cabang NU itu se-Jatim itu, menghendaki untuk menerbitkan buku pedoman khusus. Isinya sederhana, tapi cukup untuk menjawab hal-hal yang menjadi ciri khas Aswaja ala NU.

<>

Buku setebal 75 halaman itu, saat ini sedang dalam proses. Rencananya, buku itu akan dicetak sebanyak 10 ribu eksemplar akan dibagikan gratis kepada 686 MWC dan 12 ribu pengurus ranting se-Jatim. Jumlah tersebut akan ditambah lagi menjadi 14 ribu eksemplar.

Sekretaris PWNU Jatim H Masyhudi Muhtar mengatakan, buku yang akan segera diterbitkan itu sangat penting dan strategis, khususnya bagi para pengurus NU di tingkat MWC dan Ranting, karena mereka seringkali berurusan langsung dengan warga yang kurang paham atas dalil-dalil amaliah NU. “Keadaan itu masih diperberat lagi dengan keberadaan HTI, MMI dan Laskar Jihad, yang juga ngaku Aswaja,” terangnya sebagaimana dilaporkan kontributor NU Online di Surabaya M Subhan, Sabtu (9/12) lalu.

Masih menurut Masyhudi, buku yang diberi judul Ahlussunnah Waljamaah an-Nahdliyah itu terdiri dari 9 bab. Mengulas berbagai masalah dari sudut pandang Aswaja an-Nahdliyah,seperti persoalan hukum, akidah, akhlak, sikap kemasyarakatan dan kebangsaan, sikap berbangsa dan bernegara, dan tradisi.

Buku itu ditulis oleh tim dengan pen-tashih KH Miftachul Akhyar (Wakil Rais Syuriah) dan KH Hasyim Abbas (Katib Syuriah). Sedangkan editornya H Abdul Wahid Asa.

Buku itu sengaja dibuat sederhana, tidak berbelit-belit dan tidak njelimet, agar semua warga NU bisa memahaminya dengan mudah. PWNU Jatim menyadari betul, jumlah warga NU yang beragam, mulai dari yang paling alim sampai yang paling awam. Sedangkan yang lebih banyak kena serangan justru mereka yang awam.

“Inilah salah satu cara kita untuk mempertahankan wacana Ahlussunnah Wal Jamaah yang sekarang mulai direbut orang,” tuturnya Masyhudi.

Di sisi lain, Masyhudi justru menyayangkan Lembaga Takmir Masjid Indonesia (LTMI) yang belum tampak bergerak di tengah masyarakat. Lembaga itulah, katanya, yang seharusnya paling bertindak agresif, ketika banyak masjid-masjid NU ‘digerayangi’ kelompok lain. Dalam pandangan Masyhudi, LTMI memiliki posisi paling srategis untuk menyebarkan paham Aswaja ala NU.

“Lembaga (LTMI-Red) itu multimanfaat dan paling gampang masuk ke tengah masyarakat, daripada pengurus ranting itu sendiri. Namun sayang, kinerjanya belum kelihatan, meski musuh sudah di depan mata, bahkan sudah menduduki wilayah kita,” ungkapnya. (rif)