Warta

Radikalisasi Marak Karena Remaja Enggan Mengaji Al-Quran

Rab, 16 November 2011 | 09:19 WIB

Bogor, NU Online
Kian maraknya fenomena radikalisasi pemikiran dan gerakan agama serta fenomena dekadensi moral dan karakter bangsa saat ini, karena masyarakat muslim terutama anak-anak dan remaja mulai enggan mengaji dan mengkaji Al Qur'an di masjid, mushola atau surau.

Hal itu dikemukakan Menteri Agama Suryadharma Ali dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kabalitbang dan Diklat Kementerian Agama Abdul Jamil pada HUT ke-3 Lembaga Percetakan Al-Qur'an (LPQ) di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/11).<>

Menag Suryadharma Ali berharap, LPQ terus melakukan terobosan dan kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya memenuhi kebutuhan mushaf Al-Qur'an yang merata dan terjangkau ke seluruh lapisan masyarakat Muslim seantero nusantara.

"Dengan meningkatnya kebutuhan dan kepemilikan Al-Qur'an di kalangan umat Islam, saya meyakini hal itu akan berdampak positif terhadap meningkatnya pemahaman umat terhadap ajaran Islam. Dan ini saya kira akan sangat positif untuk mengantisipasi maraknya fenomena kekerasan dan radikalisasi agama akhir-akhir ini," paparnya.

Untuk itu diharapkan LPQ dapat meningkatkan mutu dan produktivitas pencetakan Al-Qur'an yang mampu memenuhi kebutuhan mushaf Al-Qur'an kepada seluruh lapisan masyarakat Muslim di tanah air dengan harga yang terjangkau atau di bawah harga pasar.

Menag mengatakan, HUT ke-3 LPQ merupakan momentum bagi lembaga ini untuk meneguhkan dan memperkuat komitmen dalam pemberantasan buta huruf Al-Qur'an di kalangan umat Islam terutama para anak-anak dan remaja. 

"Saya berpendapat bahwa pengertian buta huruf Al-Qur'an tidak hanya terbatas pada buta baca tulis Al-Qur'an, melainkan juga dalam pengertian buta isi atau kandungan Al-Qur'an," paparnya.

 


Redaktur : Syaifullah Amin