Rakyat Palestina Surati PBB, Inginkan Kembali ke Kampung Halaman
NU Online · Senin, 17 Mei 2010 | 01:14 WIB
Hak rakyat Palestina yang terusir untuk kembali ke tanah mereka adalah "suci". Karenanya, PBB Harus segera merealisasikan keinginan rakyat Palestina yang berada di luar daerah untuk kembali ke tanah airnya. Demikian dinyatakan salah seorang pejabat Hamas Ismail Radwan, Ahad (16/6).
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, yakni aksi demonstrasi memperingati "hari malapetaka" (berdirinya Israel), pejabat Fatah, Zakaria al-Agha, mengatakan, surat dari seluruh gerakan rakyat Palestina yang ada untuk Sekjen PBB Ban Ki-moon juga sudah diserahkan di kantor PBB.<>
Surat itu berisi permintaan agar Sekjen PBB Ban Ki-moon agar "sesegera mungkin bertindak menyingkirkan ketidakadilan bagi rakyat Palestina". Menyusul pembentukan negara Israel 62 tahun lalu, lebih dari 760 ribu warga Palestina dipaksa meninggalkan kampung-kampung halaman mereka.
Jumlah warga Palestina yang dipaksa tinggal di luar tanah Palestina itu kini diperkirakan mencapai sedikitnya lima juta orang. Jumat merupakan hari resmi peringatan "Naqda". Aksi protes hari itu digelar rakyat Palestina di Kota Gaza yang dikuasai Hamas serta Lebanon yang menampung sekitar 400 ribu orang pengungsi Palestina.
Pada peringatan "Naqda" itu, Ketua Juru Runding Palestina Saeb Erakat menuding Israel sebagai "pengabai hukum internasional". Jumat itu, sekitar tiga ribu orang berunjuk rasa di lokasi pengungsian Jabaliya. Aksi tersebut diorganisasi Hamas. Aksi yang sama juga digelar di lokasi pengungsian Nuseirat. "Kami tidak akan pernah berhenti menuntut hak pengembalian para pengungsi ke kota-kota dan kampung-kampung mereka," kata Pemimpin Hamas, Muin Mderes, kepada ribuan peserta aksi di Jabaliya.
Dia juga menyerukan kepada semua elemen rakyat Palestina agar bersatu melawan Israel. Pemerintah Zionis Israel tetap tidak mengizinkan para pengungsi Palestina untuk kembali ke kampung halaman mereka. Tel Aviv takut kepulangan para pengungsi itu akan mengancam negara Israel dan 5,7 juta warga Yahudi di negara yang pendiriannya di atas tanah rakyat Palestina itu mendapat dukungan sejumlah negara barat, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. (afp)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua