Warta

Sambut Puasa dengan Kebaikan

NU Online  ·  Selasa, 26 Juli 2011 | 10:23 WIB

Brebes, NU Online
Bulan Ramadhan yang diharap-harapkan umat Islam sudah di ambang pintu, berbagai aktivitas maupun ritual keagamaan marak digelar. Pengasuh pesantren Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes KH Masruri Abdul Mughni mengaku gembira dengan berbagai aktivitas yang dilakukan masyarakat menyambut datangnya bulan Ramadhan.

“Diawali dengan Semaan Nisfu Syaban, Imtihan, nyadran, bahkan gerak jalan sehat serta mandi keramas menjelang puasa. Semua itu sebagai tradisi baik, meski bukan persyaratan puasa tapi perlu kita lestarikan,” ujar Kiai Masruri dalam perbincangan dengan NU Online di kediamannya Komplek Pesantren Senin sore (25/7).<>

Kiai Masrur -sapaan akrab KH Masruri Abdul Mughni- menceritakan, persiapan menjelang puasa yang dilakukan oleh masyarakat sudah ada sejak jaman dahulu kala. Ketika belum ada sabun mandi dan sampo, masyarakat mandi di sungai dengan sabun batu dan keramas dengan merang padi yang dibakar.

Hal tersebut dilakukan oleh masyarakat agar khusyu dalam beribadah puasa. Karena saat itu banyak orang yang rambutnya masih banyak berkutu. “Kalau berpuasa hanya petan (cari kutu,red) maka akhirnya ngrasani (berguncing,red) terus, akibatnya pahala puasanya berkurang,” terang Kiai.

Lebih lanjut Kyai Masrur mengingatkan, yang lebih utama diperhatikan adalah dalam pencarian nafkah untuk buka dan sahur ditekankan dengan rejeki yang halal. “Hal yang haq jangan dicampur aduk dengan yang bathil,” ucapnya.

Dia berpesan, karena bulan puasa adalah bulan Al-Qur'an dan Bulan Ibadah maka kita persiapkan untuk beribadah dan membaca Al-Qur'an. Dengan persiapan yang mantap maka akan sempurna ibadah kita.

Terkait dengan awal puasa, Abah Masrur-demikian panggilan akrabnya-, menjelaskan bahwa kemungkinan awal puasa akan bersamaan pada 1 Agustus 2011. Karena menurut Lembaga Falaqiyah Nahdlatul Ulama (LF NU), tinggi bulan di malam Senin 31 Juli sudah di atas 7 derajat.

“Tapi NU tetap menunggu hasil rukyat dan pengumuman resmi dari pemerintah,” kata Abah Masrur yang juga Rois Syuriyah Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Tengah itu.



Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : wasdiun