Warta

Soal Kerusakan Alutsista, Anggota DPR RI Kritik Jenderal Bermental Calo

Sen, 15 Juni 2009 | 00:23 WIB

Medan, NU Online
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) H Andi Djamaro Dulung menegaskan, berapa pun anggaran yang diberikan untuk membeli persenjataan tidak akan merubah kondisi selama masih banyak jenderal TNI yang bermental calo. Mental pemimpin yang mengelola alat utama sistem senjata atau alutsista harus dibenahi terlebih dahulu.

Hal itu disampaikan Andi, didampingi Wakil Ketua PWNU Sumut Upar Pulungan saat berbincang-bincang dengan sejumlah wartawan di Warung Bakso Kaget milik Muallaf H Rusi di Jalan Multatuli No 15, Ahad (14/6) di Medan, seperti dilaporkan kontributor NU Online Muhammad Safii Sitorus.<>
 
Menurut Andi, selama ini anggaran yang diberikan untuk membeli alat-alat persenjataan bagi tentara serta komponen cadangannya banyak dicalokan oleh para jenderal agar dibeli dari luar negeri. Padahal di dalam negeri juga ada yang memproduksi persenjataan yang sama.

Akibat dengan adanya percaloan tersebut ujar Andi banyak senjata-senjata kita yang dibeli dari luar negeri tidak sangat dipertanyakan kualitasnya dan layanan purna jualnya tidak ada.

”Kondisi inilah yang menjadi sebuah keprihatinan kita sehingga selain memberikan suntikan dana nantinya kepada TNI untuk membeli alat-alat persenjataan terlebih dahulu mental-mental pemimpin yang mengolah anggaran tersebut supaya dibereskan ,” ujar Andi yang juga salah satu Ketua PBNU.

Diakui Andi untuk saat ini anggaran bagi TNI sangat tidak mencukupi dari anggaran idealnya yakni sekitar Rp 130 Trilyun .”Anggaran Rp 130 Trilyun itu merupakan anggaran minimal .Sementara alokasi untuk APBN Tahun 2009 anggaran untuk TNI itu hanya sekitar Rp 26 Trilyun ,dan meningkat sekitar Rp 7 Trilyun pada APBN 2010 jadi sekitar Rp 33 Trilyunlah untuk TNI pada APBN 2010,” katanya.

Andi berharap anggaran untuk TNI bisa ditingkatkan tiap tahunnya, terlebih lagi anggaran untuk membeli persenjataan, perawatan senjata yang sudah dibeli, latihan operasi bagaimana menggunakan senjata tersebut . Dikatakannya, saat ini ini alutsista yang dimiliki tidak terawat sehingga banyak yang mengalami kecelakaan.

”Senjata-senjata yang sudah dibeli itu harus dirawat jangan hanya pintar membeli sementara merawat tidak bisa ini namanya bohong juga kan! Selain itu senjata atau alat-alat bantu tempur yang sudah dibeli harus sering digunakan untuk latihan sehingga nantinya ketika menghadapi medan peperangan sesungguhnya tidak canggung lagi dalam menggunakan senjata tersebut,” ujar Andi.

Dijelaskannya juga TNI harus memanfaatkan produksi dalam negeri untuk membeli alat-alat persennjataan sebab selain bisa menghemat anggaran juga bisa memanfaatn produksi dalam negeri.

”Tentara luar negeri saja ada yang membeli persenjataan yang diproduksi dalam negeri. Kok tentara kita sendiri tidak membeli buatan dalam negeri saya kira produk dari PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara sangat baik untuk dimnafaatkan produknya memperkuat perlengkapan persenjataan tentara kita,”demikian Andi. (nam)