Sudah Selayaknya Antar Mazhab Saling Menghargai
NU Online · Senin, 9 Juni 2008 | 05:31 WIB
Kasus pelecehan tradisi keagamaan (ubudiyah) sesama umat Islam seperti sempat dilakukaan oleh Mahrus Ali di Jawa Timur terhadap warga Nahdlatul Ulama (NU) yang dianggapnya “musyrik” jangan sampai terulang lagi. Sudah selayaknya umat Islam yang berbeda madzab bisa saling menghargai.
Apalagi kelompok Wahabi di Mekah sendiri sudah mulai menyadari dan memberikan toleransi kepada aliran dan madzhab lain yang selama ini mereka tuduh telah melakukan bid’ah bahkan syirik. Semestinya kelompok berbau Wahabi di Indonesia sudah menghentikan “serangan” mereka.<>
KH Abdurrauf Husen pada peringatan haul KH Saridin Syarif di Pondok Pesantren Al Muhajirin Bogor, Ahad (8/6) tadi malam sempat mengungkapkan kegelisahan warga NU (Nahdliyyin) soal beredarnya buku Mahrus Ali bertajuk "Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik".
Dikatakannya, buku mahrus Ali tidak hanya menggganggu ketenteramnan penganut Ahlusunnah wal Jamaah di Jawa Timur, tetapi umat Islam di Jawa Barat dan Depok khususnya juga mengalami keresahan serupa.
“Mereka berbondong menemui para kiai mereka, meminta keterangan atas kritik yang tanpa dasar itu,” dikatakan oleh KH Abdurrauf Husen di hadapan ratusan warga sekitar pesantren Al Muhajirin.
.
Karena itu menurut pemimpin tarekat Naqshabandiyah itu, sudah selayaknya Mahrus dituntut ke pengadilan karena telah melakukan fitnah dan penghinaan terhadap ajaran NU.
Menurut Kiai Abdurrauf, Mahrus yang mengaku sebagai “mantan kiai” itu tidak cukup diajak beradu argumen. “Tentu dia tidak berani, karena argumennya lemah dan akan kalah, sedangkan Muammal Hamidi pendukung dia yang dianggap ulama saja sudah takluk,” katanya.
Penyelesaian yang terbaik untuk kasus Mahrus Ali, lanjut Kiai Abdurrauf, adalah pengadilan. Dengan begitu peredaran bukunya juga bisa dibatasi, dan orang lain tidak akan melakukan penghinaan terhadap NU seperti dia.
Dalam acara haul KH Saridin Syarif itu , Kiai Abdurrauf meriwayatkan kepada para santri dan masyarakat sekitar pesantren tentang kiprah KH Saridin Syarif yang berjuang keras untuk mendirikan NU di tengah komunitas Wahabi di Sumatera Barat. Ia telah berhasil dengan sukses sehingga NU berkembang di sana.
”Tetapi saat ini di tengah kita masih ada orang yang mengaku NU tetapi menyerang ajaran NU seperti yang dilakukan Mahrus Ali itu sungguh merupakan penghinaan terhadap NU dan Islam pada umumnya,” katanya.
Kiai Abdurrauf berharap agar anak cucu serta para santri pesantren Muhajirin mampu melanjutkan perjuangan KH Saridin Syarif yang gigih dan ulet tidak gentar menghadapi terror dan ancaman apapun dalam membela ajaran Ahlususnnah Wal Jamaah. (mdz)
Terpopuler
1
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
2
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
3
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
4
Negara G7 Dukung Israel, Dubes Iran Tegaskan Hindari Perluasan Wilayah Konflik
5
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
6
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
Terkini
Lihat Semua