Warta Angkatan Muda NU Dideklarasikan

Tolak Anggapan untuk Kepentingan Pilkada

NU Online  ·  Kamis, 19 April 2007 | 11:11 WIB

Jakarta, NU Online
Angkatan Muda Nahdlatul Ulama (AMNU), sebuah organisasi kepemudaan yang berkeinginan untuk menjembatani keinginan dan aspirasi generasi muda dari kultur NU dalam bingkai ke-Indonesiaan dideklarasikan pada 19 April di Gedung Gajah Jakarta.

Ketua Umum AMNU M. Jusuf Rizal SE menolak anggapan bahwa pendirian organisasi ini untuk kepentingan Pilkada DKI yang segera diselenggarakan. “Kita ini skupnya nasional, bukan lokal DKI Jakarta. Fokus yang ingin kita garap adalah pemberdayaan ekonomi dan kesejahtaraan warga NU, terutama yang ada di pesantren,” tuturnya.

<>

Beberapa penggagas organisasi ini adalah Juuf Rizal Se. Drs. Ridwan Balia, Diyen Hasnudin, Drs. Roisuddin Ilyas. Drs. Ainul Yakin dan Jend. )pur) Arief Siregar. Beberapa tokoh NU cultural yang mendukung diantaranya adalah Erman Suparno, KH Ali Marbun, KH Nuril Arifin (Gus Nuril), KH Agus Miftah, KH. An’im Machrus (Gus An im), Prof. Dr. Mubarok, dan lainnya.

Jusuf Rizal yang juga Direktur Direktur Blora Center berharap agar organisasi ini bisa mensinergikan dengan program-program pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat. “Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk berperan aktif dalam membantu pemerintah dalam pengembangan ekonomi,” tandasnya.

Dijelaskannya problem yang terjadi di Indonesia berakar pada masalah ekonomi, bukan politik. Perebutan kekuasaan melalui mekanisme politik adalah upaya perebutan sumberdaya ekonomi.

AMNU akan berfokus pada pemberdayaan masyarakat NU dan pesantren karena selama ini, meskipun ada program pemberdayaan pesantren dari pemerintah kurang berhasil mencapai sasaran karena mereka kurang faham dengan budaya pesantren.

“Pesantren merupakan komunitas yang independen. Kita akan proaktif dalam mengembangkan kewirasuahaan, kepemimpinan dan networking dilingkungan pesantren,” imbuhnya.

Rizal menuturkan sebelumnya ia juga sudah pernah membuat ormas yang senada seperti Himpunan Santri Pengusaha Indonesia (HISPI) dan Musyawarah Muslim Santri (MUSMI) yang kini dipimpin oleh orang lain. Ia berharap AMNU bisa berperan layaknya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI)-nya NU yang mana saat ini ia menjadi salah satu pengurusnya.

Beberapa program yang digagas adalah penanaman jarak, pertanian tebu, karet dan pembibitan padi hibrida. Progam ini mendapat respon yang baik dari masyarakat di daerah.

Tentang penggunaan nama Nahdlatul Ulama (NU) dalam organisasi tersebut yang dikhawatirkan tidak sesuai dengan visi dan misi NU dan seolah-olah sebagai organ resmi NU, Rizal berpendapat bahwa setiap warga NU berhak menggunakan mana tersebut. “Kita juga sudah berkonsultasi dengan beberapa pengurus PBNU dan mereka mendukung,” jelasnya. (mkf)