Warta

Tolak Pelarangan Ahmadiyah, Wakil Rais Syuriyah NU Surabaya Diperingatkan

NU Online  ·  Jumat, 9 Mei 2008 | 00:08 WIB

Surabaya, NU Online
Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya, H Imam Ghozali Said, diperingatkan Pengurus Wilayah NU Jawa Timur. Pasalnya, ia menolak pelarangan Ahmadiyah di Indonesia. Sikap itu dinilai tak sejalan dengan kebijakan NU yang telah menegaskan bahwa Ahmadiyah menyimpang dari Islam.

Karena itu, PWNU Jatim telah melayangkan surat kepada PCNU Surabaya pada Kamis (8/5) kemarin. Surat tersebut berisi perintah agar PCNU memberikan peringatan kepada Ghozali Said.<>

“Dimohon agar yang bersangkutan diberi peringatan agar konsisten dan dapat sejalan dengan keputusan di dunia Islam dan di lingkungan NU sendiri,” begitu salah satu bunyi surat tersebut.

“Kita meminta agar Cabang (baca: PCNU) Surabaya memanggil dan memperingatkan dia (H Imam Ghozali Said),” ujar Rais Syuriyah PWNU Jatim, KH Miftachul Akhyar, kepada NU Online di kantornya, Jalan Masjid Al-Akbar Timur, Surabaya, Kamis (8/5).

Kiai Miftach—begitu panggilan akrabnya—menjelaskan, surat tersebut dikeluarkan untuk menghindari kesimpangsiuaran informasi mengenai sikap resmi NU atas kasus Ahmadiyah. Ia juga tak ingin ada pengurus NU yang berpendapat sesuka hati terkait aliran yang mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi tersebut.

Ghozali Said merupakan salah satu dari rombongan ulama dan kiai se-Jawa yang menemui Ketua DPR RI Agung Laksono di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/4) lalu.

Dalam kesempatan itu, ia beserta sejumlah kiai lainnya meminta kepada Agung agar DPR membatalkan rencana pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri terkait pembubaran Ahmadiyah.

Bahkan, Ghozali Said, menilai, tuntutan pelarangan Ahmadiyah merupakan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). Menurutnya, Islam pun menghargai kemanusiaan. "Kalau pemerintah tidak melindungi Ahmadiyah, berarti negara gagal melindungi warganya," pungkasnya. (sbh/rif)