Tolak Usulan Hamas, Israel Pilih Perang daripada Damai
NU Online · Selasa, 25 Desember 2007 | 03:16 WIB
Tawaran gencatan senjata yang diajukan militan Islam Palestina, Hamas, ditolak mentah-mentah Perdana Menteri (PM) Israel Ehud Olmert. Olmert menyatakan, satu-satunya jalan tengah untuk menyelesaikan perseteruan Israel dengan Hamas adalah peperangan. Untuk itu, dia tetap mengintensifkan agresi militer dan operasi keamanan di daerah penguasaan Hamas, Jalur Gaza.
"Tidak ada pemahaman lain untuk mendeskripsikan apa yang terjadi di Jalur Gaza selain militer Israel terus memerangi teroris (militan Islam Palestina, Red)," tandas Olmert di hadapan kabinetnya saat menyatakan penolakan itu kemarin (24/12).<>
"Perang ini akan terus berlangsung. Israel tidak berniat untuk menghelat negosiasi dengan kelompok yang tidak mengakui syarat dasar kuartet," kata Olmert merujuk pada empat negara yang tergabung dalam mediator kuarter Timur Tengah. Yaitu, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (EU), PBB, dan Rusia.
Pejabat tinggi Israel sepertinya setuju dengan penolakan Olmert. Mereka mengatakan bahwa langkah petinggi Israel nomor satu tersebut benar. Setali tiga uang, pimpinan tertinggi Jihad Islam, salah satu kelompok militan Islam yang kerap menyerang Israel, mengaku puas karena proposal gencatan senjata itu ditolak Olmert. Saat dihubungi AP, Jihad Islam menyatakan tetap bisa terus menyerang Israel tanpa beban setelah Olmert menolak tawaran damai tersebut.
Memang, tak lama setelah informasi penolakan gencatan senjata itu menyebar, serangan roket yang sempat terhenti beberapa saat kembali berlangsung. Kali ini, Jihad Islam yang merupakan organisasi sayap Hamas kembali menembakkan empat roket jarak dekat ke wilayah selatan Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza, daerah penguasaan Hamas.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa salah satu roket Jihad Islam berhasil mengenai sebuah pabrik di kota Ashkelon, Israel. Namun, tidak ada korban yang jatuh karena serangan tersebut.
Empat serangan roket terbaru itu menambah daftar tembakan roket yang terjadi hampir setiap hari selama tiga pekan terakhir. Untung, serangan-serangan tersebut belum memakan korban jiwa. Meski demikian, jangkauan roket yang kian mendekati perumahan warga mulai membuat khawatir sejumlah pejabat tinggi Israel.
Demikian pula Hamas. Serangan balasan Israel-lah yang membuat Hamas menawarkan perjanjian damai. Terutama, setelah lebih dari 20 orang warga sipil dan anggota pejuang Islam Palestina tewas karena serangan udara Israel yang membabi buta. Proposal gencatan senjata itu diajukan Hamas via Mesir, mediator perdamaian Israel-Hamas.
Untuk melindungi dari berbagai serangan roket, Israel dikabarkan terus meningkatkan kemampuan militernya. Kemarin, Israel menyatakan sudah mengalokasikan anggaran USD 207 juta (sekitar Rp 1,9 triliun) untuk mengembangkan sistem antiroket. Sistem tersebut dikembangkan untuk melindungi sejumlah wilayahnya. (dar)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meraih Keutamaan Bulan Muharram
2
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
3
5 Fadilah Puasa Sunnah Muharram, Khusus Asyura Jadi Pelebur Dosa
4
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
5
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
6
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
Terkini
Lihat Semua