Warta

Tradisi Pemikiran NU Harus Terus Dikembangkan

Kam, 25 Maret 2010 | 16:16 WIB

Makassar, NU Online
Tradisi pemikiran di kalangan anak-anak muda Nahdlatul Ulama perlu terus dipupuk dan dikembangkan untuk mempersiapkan ulama-ulama NU masa depan yang memiliki wawasan yang luas. Jika tradisi pemikiran dikalangan NU menurun, maka dikuatirkan nantinya susah mencari ulama yang menguasai ilmu kitab kuning sekaligus akrab dengan pemikiran-pemikiran Barat.

Karenanya, menghambat tradisi pemikiran intelektual di kalangan anak-anak adalah sebuah tindakan yang tidak bijak. Karena, dalam jangka panjang, tradisi ini akan melahirkan tokoh-tokoh seperti KH Sahal Mahfudh dan KH Maemun Zubair.

<>

Kalau pun ada diantara pemikirannya yang keliru,, tentu dapat diluruskan dengan berdialog di dalam tubuh NU sendiri. Akan menjadi lebih berbahaya jika para pemikir NU semakin berada di luar, karena tentu semakin sulit dikendalikan.

“Saya kuatir jika tetap membungkam tradisi pemikiran di kalangan anak muda NU, ke depan tidak lagi akan lahir tokoh NU yang memiliki kemampuan seperti KH Sahal Mahfudh dan KH Maemun Zubair, kata Ulil Abshar Abdallah d i Makassar, Kamis (25).

Pernyataan ini dilontarkan oleh Ulil dalam dialog di sela-sela Muktamar ke-32 NU di Asrama Haji Sudiang. Dialog ini diselenggarakan di salah satu ruangan komisi, pada saat jeda sidang komisi pada waktu istirahat siang.

"Kita sangat hormat dengan KH Sahal Mahfudh seorang ulama yang tidak saja memiliki tradisi pemikiran melalui kitab kuning, tapi juga mampu memiliki tradisi pemikiran kitab “putih”. Beliau saat ini merupakan tokoh ulama yang semua orang mengakuinya," tutur Ulil. (arm)