Pengelolaan zakat yang terhubung langsung dengan pemerintahan dan terkait dengan pengurangan pajak seperti di Malaysia menyebabkan tingginya angka donasi Zakat di negara tersebut. Artinya di Malaysia, zakat menjadi bentuk komitmen pemerintah Malaysia dengan iming - iming pengurangan pajak.
Demikian dinyatakan Marketing & Development Group Head Rumah Zakat Muhammad Trieha dalam Jumpa pers di Tea Addict Kafe Kawasan Wolter Monginsidi Jakarta, Rabu (14/4).<>
Lebih lanjut Trieha mengatakan, lalu lintas donasi tertinggi zakat terjadi bukan pada saat bulan Ramadhan dan Idul Adha, melainkan setiap tanggal 31 Desember atau di penghujung tahun karena dengan pembayaran itu warga Malaysia bisa mengurangi SPT-pajaknya.
Menurut Trieha, Indonesia mengalami kendala dalam pengelolaan zakat antara lain karena secara penghasilan berbeda dengan dua negara tersebut. "Konsentrasi ekonomi juga masih di pulau Jawa, selain itu pengelolaan zakat tidak terstruktur karena wilayah Indonesia yang cukup luas," katanya.
Trieha, juga mengemukakan kendala berzakat di Indonesia adalah kepercayaan karena ada anggapan bahwa lembaga zakat bentukan pemerintah maupun swasta kurang amanah, organisasi yang dibentuk pensiunan,dan dikelola secara paruh waktu.
Kendala lainnya, masyarakat masih memandang zakat dihasilkan dari perekonomian konvensional seperti sektor pertanian,peternakan dan zakat dianggap hanya zakat fitrah saja. "Padahal ada zakat dari hasil perekonomian modern seperti dari saham,dan deposito," kata Trieha. (ant)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
4
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
5
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua