salah satu anggota NATO, hari Kamis menarik duta besarnya untuk AS guna konsultasi setelah pemungutan suara di komisi kongres AS menganggap pembunuhan massal orang-orang Armenia pada Perang Dunia Pertama oleh Turki Ottoman (Usmaniyah) sebagai genosida. Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan juga menyatakan ia sangat khawatir bahwa resolusi yang tidak mengikat itu akan merusak hubungan Turki-AS.
"Kami mengecam rancangan undang-undang yang menyalahkan negara Turki karena kejahatan yang negara ini tak lakukan. Duta besar di Washington telah diundang ke Ankara malam ini untuk konsultasi," kata Erdogan dalam pernyataan yang disiarkan di laman Internet kantornya.<>
Turki, sebagai demokrasi Muslim tapi sekuler, memainkan peran penting bagi kepentingan AS dari Iran ke Afghanistan hingga Timur Tengah.
Turki dan Armenia tahun lalu telah menandatangani perjanjian bersejarah untuk mengubur satu abad permusuhan dan membuka perbatasan kedua negara. Perjanjian yang ditandatangani dengan dukungan AS, Uni Eropa dan Rusia, itu masih harus disahkan oleh parlemen di Ankara dan Yerevan.
Sebelumnya, Turki menerima bahwa banyak orang Armenia yang dibunuh oleh pasukan Turki Ottoman tapi membantah jumlahnya mencapai 1,5 juta orang yang tewas. Pada tahun 2007, Ankara menarik duta besarnya untuk Washington setelah sebuah komisi AS menyetujui rancangan undang-undang yang sama.
Presiden AS ketika itu George W Bush memperingatkan bahwa penerimaan dan tindakan itu tak akan pernah mencapai lantai kongres. Duta besar Turki kembali ke jabatannya setelah sepekan. (bbc)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Abi Mudi Samalanga Dianugerahi Penghargaan Kategori Ulama Berpengaruh di Aceh
Terkini
Lihat Semua