Warta

Umat Islam Menapaki Tahun 1429 H

Rab, 9 Januari 2008 | 08:50 WIB

Jakarta, NU Online
Rukyatul hilal penentuan awal tahun Hijriyah yang diadakan oleh Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) di beberapa titik rukyat di Indonesia pada Selasa (8/1) petang kemarin tidak berhasil melihat hilal (bulan sabit).

Dengan demikian berdasarkan ketentuan dalam sistem penanggalan Hijriyah, bulan Dzulhijjah 1428 H akan disempurnakan (istikmal) menjadi 30 hari, dan umat Islam menapaki awal tahun Hijriyah, atau tanggal 1 Muharram 1429 H pada hari Kamis bertepatan dengan tanggal 10 Januari 2008 M.

<>

Berdasarkan data hisab atau perhitungan astronomis dalam almanak PBNU, ijtima’ (konjungsi) awal bulan Muharram terjadi pada Selasaa Kliwon, 8 Januari 2008 M, pukul 18.29 atau sebelum terbenam Matahari (ghurub) dan tinggi hilal masih negatif -00 29’, maka hilal belum akan terlihat dan sudah dibuktikan dalam rukyatul hilal Selasa petang lalu.

Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH Ghazali Masruri berharap umat Islam dapat menjadikan momen perubahan tahun baru HIjriyah kali ini sebagai awalan untuk melakukan perubahan dan perbaikan.

“Semoga kita dapat mengobarkan api hijrah, membakar karat zaman jahiliyah, menuju baldatun tayyibatun warabbun ghofur, terwujud negara yang sejahtera dan diridlai oleh Allah SWT,” katanya.

Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Nuril Huda menambahkan, Hijriyah dimaksudkan sebagai hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.

Peristiwa itu ditetapkan sebagai tahun 1 dalam kalender Islam karena dalam hijrah itulah kesuksesan dakwah Islam mulai kelihatan. “Hijrah dihitung sebagai permulaan kemajuan Islam,” Kiai Nuril. (nam)