Willem Soeryadjaya dan Gus Dur Berupaya Kawinkan Konglomerasi-Pesantren
NU Online · Sabtu, 3 April 2010 | 10:29 WIB
Mendiang William Soeryadjaya (88), pendiri Grup Astra yang baru saja meninggal memiliki obsesi besar yang nyaris terwujud, yakni membangun keadilan ekonomi dengan memadukan konglomerasi dengan dunia pesantren.
Pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an, Oom Willem bersama almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah bergandengan tangan merintis gagasan besar membangun perekonomian "idealis" dengan mengawinkan grup konglomerasi Summa dengan Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia dengan puluhan juta pengikut serta simpatisan.<>
Walhasil, Oom Willem bersama Gus Dur menciptakan kelompok usaha Nusuma. Inayah Wahid, putri bungsu Gus Dur, beberapa waktu lalu dalam percakapan pada acara peringatan Imlek Tribute for Gus Dur di Mal Ciputra, Jakarta, mengatakan, gagasan besar itu belum sempat terwujud dan membuahkan hasil yang manis berupa penguatan ekonomi akar rumput para Nahdliyin.
"Memang itu salah satu gagasan besar yang diwariskan mereka berdua kepada generasi kita," ujar Inayah seperti dilansir kompas.com.
Pendekatan yang dilakukan Oom Willem dan Gus Dur kala itu memang radikal dan melawan arus. Pasalnya, penguasa Orde Baru membangun kekuatan ekonomi berbasiskan kerja sama jejaring penguasa dan konglomerat.
Saat ini, visi besar Oom Willem dan Gus Dur dalam sektor perekonomian sedang dirumuskan kembali oleh keluarga besar Gus Dur dan para sahabat (hawariyin) Gus Dur yang berasal dari latar belakang agama, suku, dan status sosial berbeda dalam pertemuan di Ciganjur, pekan lalu.
Menyikapi gagasan mengawinkan grup ekonomi konglomerat dengan pesantren, salah satu pendiri perkumpulan Indonesia Tionghoa (Inti) Eddie Lembong mengatakan, keadilan sosial dan pembagian distribusi kesejahteraan adalah kunci kesetaraan masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
"Itu bisa dicapai dengan transformasi budaya bisnis dan kerja suku Tionghoa kepada masyarakat secara umum. Gagasan Gus Dur dan Oom Willem sebetulnya sangat tepat untuk meruntuhkan prasangka rasial dan agama sehingga terjadi kesetaraan sosial serta ekonomi bagia semua warga negara Indonesia dari latar belakang apa pun," ujar Lembong, putra Tionghoa Peranakan asal Sulawesi Tengah itu.
Mendiang William Soeryadjaya memang dikenal menghargai keberagaman. Salah seorang menantu Oom Willem adalah seorang putri Keraton Surakarta.
Terpopuler
1
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
2
Inilah Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
3
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
4
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
5
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
6
10 Muharram Waktu Terjadinya 7 Peristiwa Penting Para Nabi
Terkini
Lihat Semua