Nasional

Di Buntet, Mahfud MD Sebut Peringatan Haul adalah Tradisi Asli Pesantren

Ahad, 6 Agustus 2023 | 19:45 WIB

Di Buntet, Mahfud MD Sebut Peringatan Haul adalah Tradisi Asli Pesantren

Menko Polhukam Prof Muhammad Mahfud MD saat menghadiri Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon 2023, Sabtu (5/8/2023). (Foto: IG Mahfud MD)

Cirebon, NU Online 
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof Mohammad Mahfud Mahmodin (MD) menghadiri Resepsi Puncak Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu (5/8/2023). 


Pada kesempatan itu, Mahfud menyebut bahwa peringatan haul adalah tradisi asli dari pondok pesantren. Ia juga menjelaskan, tradisi haul berkebalikan dengan maulid. 


Haul merupakan peringatan hari wafat untuk mengenang jasa seseorang yang telah menebar manfaat bagi masyarakat, sedangkan maulid adalah hari untuk memperingati kelahiran. Menurut Mahfud, hari lahir telah menjadi tradisi di seluruh dunia, sedangkan haul hanya ada di pesantren. 


"Jarang orang mengadakan peringatan hari meninggal. (Tradisi haul) aslinya dari pesantren, lalu sekarang masuk ke keluarga-keluarga yang dulunya pernah nyantri. Di sana (pesantren) ada haul, (lalu) di tempat saya ada (peringatan) haul untuk ayah, ibu, nenek. Tapi (haul) munculnya dari pesantren," ucap Mahfud.


Peringatan haul digelar, lanjutnya, bukan hanya untuk mengenang jasa para pendahulu tetapi juga harus ada upaya untuk meneladani, mengikuti, dan melanjutkan jejak perjuangannya. 


"Inilah pentingnya mengadakan haul. Mengenang mereka, mendoakan mereka, dan meniru jejak perjuangannya. Meneruskan langkah perjuangannya," ucap Mahfud.


Ia kemudian mengutip Surat Yunus ayat 62 yang berbunyi bahwa sesungguhnya orang-orang yang menjadi kekasih Allah di dalam hidupnya tidak akan pernah merasa khawatir dan takut.


"Kita lihat para kiai yang diperingati ini, itu dulu perjuangannya luar biasa. Mereka tidak pernah takut kelaparan, teror, dan tidak khawatir. Selalu tenang, sehingga berhasil mendidik kader-kader yang turun-temurun sampai sekarang," ucap Menteri Kabinet Indonesia Maju yang pernah nyantri di Pesantren Somber Lagah di Pamekasan, Jawa Timur itu.


Lebih lanjut, Mahfud mengutip Surat Al-Baqarah ayat 154 bahwa orang-orang yang wafat terbunuh dan gugur di dalam perjuangan dakwah, mereka tidak pernah mati melainkan hidup selamanya.


"Meskipun fisiknya mati, mereka hidup bersama kita (melalui) jasa-jasanya dan pemikiran-pemikirannya. Itulah sebabnya Buntet Pesantren ini sudah enam generasi, dari kiai yang pertama sampai sekarang ini selalu bersama kita. Meskipun sudah wafat rasanya memberi ajaran-ajaran bimbingan kepada kita," jelasnya.  


Di Resepsi Puncak Haul Buntet itu, Mahfud mengaku rindu dengan bacaan shalawat yang kerap dibacanya saat sedang nyantri dulu. 


"Saya kangen baca shalawat seperti waktu jadi santri dulu. Saya mengajak kita semua baca shalawat burdah 3 bait," kata Mahfud. 


مَوْلَايَ صَلِّي وَسَلِّـمْ دَآئِــماً أَبَـدًا ، عَلـــَى حَبِيْبِـكَ خَيْــرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ


هُوَالْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ ، لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأِهْوَالِ مُقْتَحِـــــــمِ


يَارَبِّ بِالْمُطَفَى بَلِّغْ مَقَا صِدَنَا ، وَاغْفِرْلَنَا مَامَضَى يَاوَاسِعَ الْكَرَمِ


Bacaan shalawat burdah yang dikumandangkan Mahfud itu diikuti oleh para hadirin. Tak terkecuali para Dewan Sepuh Buntet Pesantren Cirebon KH Adib Rofiuddin Izza, KH Ahmad Mursyidin, KH Hasanuddin Kriyani, KH Amiruddin Abdul Karim, KH Tajuddin Zen, KH Subki Mutaad, KH Aris Ni'matullah M Ali Fikri, dan Ketua Umum YLPI Buntet Pesantren KH Salman Al-Farisi.


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif H Sandiaga Salahuddin Uno, Bupati Cirebon H Imron Rosyadi, Kapolres Cirebon, dan para tokoh yang diundang lainnya juga ikut membaca shalawat burdah itu.