Daerah

45.000 Santri Jombang Diingatkan Makna Jihad Saat Ini

Sabtu, 22 Oktober 2016 | 06:42 WIB

Jombang, NU Online 
Sebanyak 45.000  santri di Jombang mengikuti apel untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) di alun-alun Jombang. Mereka diingatkan tentang jihad santri saat ini. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jombang (PCNU) KH Isrofil Amar saat menyampaikan amanat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait perayaan HSN tahun 2016 ini, Sabtu (22/10). 

Menurut dia, konteks jihad dalam fatwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, pada saat itu berbeda dengan hari ini.Makna jihad harus disesuaikan dengan problem yang dihadapi bangsa. Kondisi nyata yang tengah dihadapi bangsa saat ini sangat beragam. 

"Ancaman kita saat ini, yang pertama kita dihadapkan dengan berbagai ideologi yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti keberadaan ISIS dan ormas yang anti terhadap Pancasila. Mereka itu harus kita lawan," tegasnya di hadapan ribuan santri itu. 

Ideologi atau ajaran yang dikembangkan dan disebarkan mereka kepada masyarakat justru mengancam perpecahan di setiap lapisan bangsa, meski dirinya mengatasnamakan dengan kelompok Islam. Padahal Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah rahmatan lil alamin. "Ajaran Islam selalu mengajarkan sikap yang ramah, bukan marah," ujar dosen Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang itu.

Di samping itu, lanjut dia, bangsa Indonesia sedang menghadapi kondisi kemiskinan dan darurat narkoba. Dua problem itu sekarang menjadi perhatian nasional. "Maka sudah selayaknya semua problem tersebut merupakan ranah jihad santri saat ini, yakni berjihad melawan anarkisme, terorisme, kemudian jihad memerangi kemiskinan dan jihad melawan narkoba," terangnya. 

Perihal yang sama disampaikan Nyono Suharli Wihandoko, Bupati Jombang. Menurut Nyono keragaman ideologi, Agama, budaya dan etnis satu sisi sudah tak menjadi nilai kekuatan dalam berbangsa dan bernegara. "Mari, dalam perayaan Hari Santri Nasional ini, keragaman di Indonesia yang sudah niscaya ini kita jadikan kekuatan berbangsa juga bernegara," (Syamsul Arifin/Abdullah Alawi)


Terkait