Yogyakarta, NU Online
Sebanyak tiga puluh da’i Korps Da’i Mahasiswa (Kodama) Yogyakarta mempersiapkan diri dengan metode berbeda untuk berdakwah di tengah anak-anak. Mereka merumuskan metode bermain, bercerita, dan bernyanyi di masjid Kodama, Ahad (6/7).
<>
Pelatihan ini, kata ketua panitia da’i Ramadhan Zaky, dirancang sedemikian rupa agar para da’i lebih leluasa menyampaikan materi dakwah di hadapan audiens kalangan anak-anak.
Menurut fasilitator pelatihan Farkhan Shodiq, cara paling efektif dari tiga metode itu ialah bercerita. “Karena bercerita lebih berkesan dan mudah masuk ke otak anak. Anak-anak tidak suka dengan penjelasan materi bertele-tele,” kata Farkhan.
Sementara Nanang menyebutkan teknik membuka sebuah cerita. Sebuah cerita dapat dibuka dengan pertanyaan yang memuat potongan cerita, sinopsis ringan, atau irama dan suasana mengejutkan.
“Keberhasilan bercerita tergantung pada pembukaan yang baik. Kalau di pembukaan sudah tidak menarik, kemungkinan besar dakwah akan gagal,” imbuh Nanang.
Pelatihan ini, kata Ketua Yayasan Kodama ustadz Jamiluddin, menjawab pertanyaan para da’i dalam menghadapi anak-anak tanpa meninggalkan misi dakwah. “Di samping juga para teman-teman harus praktik secara langsung,” ucap ustadz Jamiludin di hadapan anggota Kodama yang mayoritas alumni santri pesantren Krapyak. (Ahmad Syaefudin/Alhafiz K)