Jombang, NU Online
Layanan kesehatan yang memadai ternyata tidak banyak dinikmati masyarakat. Bahkan ada anggapan bahwa hanya orang berpunya saja yang bisa merasakannya. Keadaan ini harusnya tidak terjadi.
<>
Karena itu Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) Jombang Jawa Timur mengundang sejumlah insan medis untuk mendapatkan pemahaman tentang layanan kesehatan bagi masyarakat secara adil. Lembaga yang berada di bawah naungan Pesantren Tebuireng ini menghadirkan Dr Lie Darmawan, Sp. BKTV, PhD yang dikenal sebagai pendiri Rumah Sakit Apung.
Kegiatan yang berlangsung Ahad (1/6) di Ruang Bung Tomo Kantor Pemkab Jombang ini dihadiri para direktur rumah sakit, pemilik klinik kesehatan, kepala pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), para dokter, sejumlah perawat, direktur kampus kesehatan, lembaga sosial, serta pekerja sosial se-Jombang.
“Kita ingin menggugah masyarakat utamanya insan medis untuk tiada henti membantu sesama,” kata Muhammad As’ad, panitia kegiatan. Menurutnya, kesehatan adalah kebutuhan mendasar bagi setiap insan. Hilangnya kesehatan juga mengakibatkan hilangnya kesempatan meraih kehidupan yang layak.
“Padahal pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia juga telah tertulis dengan jelas di Pasal 28 H (1) UUD 1945,” kata Pimpinan Umum Majalah Donatur LSPT ini. Itu juga dipertegas pada Pasal 4 UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan.
Akan tetapi dalam praktiknya, hal ini tidak mudah ditemukan di lapangan. “Banyak kasus yang menjadi bukti bagaimana buruknya pelayanan kesehatan di Tanah Air,” tandas As’ad. Kendati sejak tanggal 1 Januari 2014 lalu masyarakat sudah bisa menikmati Jaminan Kesehatan Nasional, tambahnya, namun faktanya masih ditemukan kasus penelantaran pasien oleh rumah sakit tertentu dengan alasan tidak ada biaya.
LSPT menghadirkan dr Lie Darmawan bukannya tanpa alasan. Dokter yang diangap gila dengan mendirikan lembaga “doctor share” ini seakan ingin mengajak para praktisi medis dan pelaku di dunia kesehatan untuk saling membantu meringankan beban masyarakat, khususnya fakir miskin.
“Lewat pelayanan doktor share yang menyelenggarakan layanan kesehatan gratis serta bantuan kemanusiaan untuk bencana serta Rumah Sakit Apung yang dimiliki dr Lie Darmawan, kita ingin mendapatkan inspirasi atas ide beliau,” tandas alumnus salah satu kampus di Belanda ini.
Diharapkan usai mendapatkan masukan dari dr Lie Darmawan, maka para pegiat kesehatan bisa tergugah untuk selalu membantu masyarakat khususnya yang mereka yang tidak mampu. Tidak berhenti sampai di situ, “Kita juga akan menciptakan jejaring antar masyarakat baik insan medis maupun non medis untuk membagi informasi kepada masyarakat miskin yang butuh bantuan kesehatan,” ungkap As’ad.
Pada kegiatan yang diikuti ratusan peserta ini sebenarnya diharapkan akan ada deklarasi sebagai komitmen untuk memastikan tidak adanya kasus penelantaran pasien di Jombang. “Mungkin hanya soal waktu,” katanya.
“Namun demikian kita akan mendorong untuk mengoptimalkan social media untuk tujuan mulia ini,” ungkapnya. Bahkan dalam waktu dekat akan dilakukan penandatanganan kesepakatan antara steakholder yakni rumah sakit, dokter, dan lembaga sosial untuk membantu jika ditemukan kasus penelantaran pasien. (Syaifullah/Mahbib)