Garut, NU Online
Ribuan Nahdliyin Garut, Jawa Barat berbondong-bondong datang ke Majelis Al Hadad Ahad (30/9) di Kompleks Pondok Perguruan Al Ijaziah tepatnya di Rancaucing, Hegarmanah, Bayongbong, Kabupaten Garut. Mereka hadir untuk memperingati acara Haul Abah Sepuh Ajengan Ijazi bin KH Ahmad Nawawi yang ke-18 dan Haul KH Maman Sulaeman bin KH Ahmad Mutholib yang ke-16.
Acara rutin tahunan ini dihadiri oleh para tokoh NU Garut dan Jawa Barat. Pihak panitia juga mendatangkan beberapa penceramah, diantaranya Abuya KH Muhtadi Dimyathi Banten dan KH Aceng Abdul Mujib dari Pesantren Fauzan Sukaresmi.
Pada kesempatan tersebut Abuya KH Dimyati memimpin pembukaan acara dengan doa Tahlil dan Istighotsah. Hadirin terlihat khusyuk mengikuti doa yang dilantunkan oleh Abuya.
Pimpinan Majelis Al Hadad, Ceng Maden Ahmad Dzulyadain Ijazi menyatakan haul ini untuk mengenang jasa para ulama dan guru. "Kami adakan haul bertujuan untuk mengenang jasa dan perjuangan para ulama dan guru yang tertoreh di tanah air," ucap kiai muda yang akrab panggil Ceng Maden.
Menurut Ceng Maden akhir-akhir ini dekadensi moral tampak jelas di tengah masyarakat. Semangat perjuangan dan dakwah terasa menurun, juga keikhlasan bukan lagi dijadikan sebagai tolak ukur gerakan dakwah.
"Kita patut kaji dan mencontoh para tokoh dan ulama. Niscaya memahami gerakan dan keikhlasannya hingga dapat kita aplikasikan dalam Beragam dimensi kehidupan ini," tegas kiai yang memiliki ribuan jamaah ini.
Ia menyebutkan, ulama merupakan pewaris Nabi yang berakhlak mulia dan selalu ikhlas dalam beramal serta berdakwah dengan penuh kasih sayang, santun bersama akhlak.
"Masyarakat dan Nahdliyin hendaknya terus meneladani akhlak dan semangat keikhlasan yang dicerminkan oleh para ulama agar negeri ini tetap damai dan bangsanya maju," harapnya. (Abdul Hadi Hasan/Kendi Setiawan)