Daerah

Bila Ingin Sukses, Anak Muda Disarankan Jadi Petani

Sen, 26 Agustus 2019 | 03:00 WIB

Bila Ingin Sukses, Anak Muda Disarankan Jadi Petani

Pelatihan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Al-Mawaddah, Kudus, Jateng. (Foto: NU Online)

Kudus, NU Online
Ketika berbicara soal petani, maka yang terbayang adalah profesi tradisional di pedesaan yang jarang diminati anak muda. Petani identik dengan kaos oblong dan celana kumal, sandal jepit, caping dan membawa cangkul.
 
Persepsi itulah yang ingin diubah oleh Sofiyan Hadi, pendiri Pesantren Entrepreneur sekaligus Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Al-Mawaddah, Kudus, Jawa Tengah. 
 
Dengan menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan bagi petani muda, dirinya berharap akan tumbuh para petani dari generasi milenial yang berkontribusi pada pembangunan pertanian di Indonesia.
 
"Siapa bilang petani tidak bisa sukses?" tanya Sofiyan, Ahad (25/8).  
 
Ia kemudian meminta peserta untuk mengetik nama Kiyoto Saito di mesin pencari google. "Inilah petani muda Jepang yang modis. Anda akan heran dengan petani yang satu ini, karena ia mengolah lahannya dengan memakai setelan jas yang lengkap, dasi, dan bahkan sepatu pantofel,” jelasnya. 
 
Jadi mulai sekarang ubahlah persepsi tentang petani yang sering identik dengan kotor dan tidak berpenghasilan besar. “Mau keren dan kaya? Jadilah petani," tegasnya.   
 
Pelatihan yang berlangsung sejak Sabtu hingga Selasa (24-27/8)  tersebut difasilitasi oleh Pusat Pelatihan Managemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Kementan RI. 
 
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Program dan Evaluasi PPMKP, Widianto mengatakan regenerasi petani dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sektor pertanian menjadi salah satu isu utama dalam kebijakan di sektor pertanian.
 
"Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap generasi muda dalam berwirausaha di bidang pertanian. Selain itu, juga untuk menumbuhkan minat wirausaha generasi muda di bidang pertanian," ujar Susan Twisawati Indiani selaku Kepala Seksi Pelatihan.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Catur Sulistiyanto mengingatkan bahwa dalam segala bidang usaha terjadi kompetisi yang semakin ketat. 
 
“Karena itu saya berpesan kepada para peserta petani muda untuk memiliki cara berpikir strategis, kreatif dan inovatif untuk terjun dan sukses dalam usaha pertanian,” katanya. 
 
Sebagai upaya bisa bertahan, maka diperlukan inovasi melalui pemanfaatan teknologi untuk membuat produktivitas pertanian Indonesia semakin meningkat. 
 
“Tentu saja tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
 
Pelatihan dirancang dengan pendekatan pendidikan orang dewasa yang memadukan teori di kelas dan praktik di lapangan. Peserta datang dari 10 kota di Jawa Tengah seperti Kudus, Demak, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Tegal, Pekalongan, Blora, Jepara, Kendal, dan Pekalongan.
 
Mereka dibekali materi inti mengenai pengembangan usaha agribisnis, potensi pasar, kemitraan dan negosiasi, etika bisnis, promosi produk, hingga strategi pemasaran. Untuk pengkayaan materi dihadirkan narasumber dari Universitas Muria Kudus dan kunjungan ke sentra industri Jenang Kudus Mubarokfood.
 
Pelatihan ini juga sekaligus sebagai ajang seleksi pemilihan pemuda tani untuk mengikuti program magang selama satu tahun di Jepang. 
 
 
Editor: Ibnu Nawawi

ADVERTISEMENT BY ANYMIND