Bagi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pengaderan menjadi kunci keberlanjutan sebuah organisasi. Tanpa melakukan pengaderan, organisasi sangat berpotensi mengalami kevakuman.
Karenanya, badan otonom (Banom) NU yang digerakkan para pelajar ini menyiapkan regenerasi jauh sebelum masa kepemimpinannya usai. Mereka mulai menyasar sejumlah santri madrasah diniyah (Madin) dan santri Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) di setiap dusun desa setempat.
"Saya berharap adik-adik ini kelak yang akan meneruskan perjuangan kami dalam menggerakkan IPNU dan IPPNU di Pacarpeluk," ucap salah seorang Pengurus IPNU Pacarpeluk, Ghulam, Kamis (24/1) saat melatih seni Al-banjari kepada para santri Madin Baitul Muslimin di Masjid Baitul Muslimin Dusun Peluk.
Ia menambahkan, IPNU-IPPNU memang harus menyiapkan kader sejak dini. Dan santri Madin serta TPQ adalah lahan strategis yang harus mendapat perhatian khusus.
"Sasaran kaderisasi yang sangat potensial adalah para santri TPQ dan Madin yang ada di tiap dusun. Melalui kegiatan latihan pembacaan shalawat Nabi dengan iringan rebana Al-banjari, para santri dikenalkan dengan organisasi pelajar Nahdlatul Ulama ini," ujar dia.
Bahkan siswa SMK Diponegoro Ploso ini juga akan memperkenalkan seni bela diri Pencak Silat Pagar Nusa kepada mereka. Ini dilakukan agar pengetahuan tentang organisasi dan ajaran yang ada di NU kian matang.
"Dalam waktu dekat akan dilakukan latihan rutin Pencak Silat Pagar Nusa di halaman Masjid Baitul Muslimin Dusun Peluk," ungkapnya.
Pantauan di lokasi, santri Madin putra dilatih menabuh rebana oleh Ghulam, Adam, Bagus dan Rama. Sementara santri putri dilatih mendendangkan bait-bait shalawat oleh Fifi dan Siska. (Syamsul Arifin/Muhammad Faizin)