Jember, NU Online
Egrang merupakan permainan yang sudah cukup lama membudaya di Indonesia. Bahkan anak-anak desa sejak dulu sering bermain Egrang menjelang sore, saat-saat mau berngkat ke mushalla untuk mengaji. Karena itu, Egrang perlu dilestarikan sebagai salah satu cirikhas permainan anak-anak Indonesia.
“Kami sangat mendukung pelestarian Egrang, cirikhas permainan anak desa,” tukas Ketua PC Muslimat NU Jember, Hj. Emi Kusminarni saat mengikuti pembukaan Festival Egrang di Desa/Kecamaan Ledokombo, Jember Jawa Timur, Sabtu (22/9).
Menurutnya, pelestarian sekaligus reaktualisasi Egrang mempunyai banyak manfaat bagi anak-anak. Di tengah kecenderungan masyarakat terhadap penggunaaan media sosial dan gadget yang semakin menjadi-jadi, kehadiran Egrang diharapkan menjadi oase yang dapat menurunkan minat anak-anak terhadap permainan modern. Sehingga secara tidak langsung Egrang dapat mengurangi kecenderungan anak-anak dalam menggunakan gadget.
“Positif banget, minimal kecenderungan terhadap permainan modern yang berbiaya tinggi, terkurangi. Bahannya dari bambu, yang juga khas pepohoan desa, di pinggir-pinggir sungai,” jelasnya.
Festival Egrang kali ini adalah yang ke-9, digelar oleh Komunitas Tanoker. Dalam kesempatan ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise dan sejumlah pemerhati kesenian, hadir memeriahkan festival tersebut (Red: Aryudi AR).