Daerah

Gebyar Sholawat 2015 PCNU Cilacap

Rabu, 22 April 2015 | 13:02 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus harian PCNU Cilacap menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba kegiatan Gebyar Sholawat di halaman Kantor Pusdiklat NU Cilacap, Kalisabuk, Kesugihan. Pada kegiatan yang diadakan dalam rangka memperingati harlah ke-92 nu, Pihak panitia menyerahkan uang sebesar Rp. 500.000 bagi pemenang di tingkat distrik.
<>
Sekretaris PCNU Cilacap Kiai Khazam Bisri mengatakan bahwa sholawat adalah sebentuk doa yang tidak hanya dilakukan manusia dan malaikat, tetapi juga Allah SWT untuk keselamatan dan kesejahteraan Nabi Muhammad SAW.

“Jika ini kita hayati, betapa mulianya kedudukan Rasulullah SAW bagi seluruh semesta. Maka bersholawatlah. Dan PCNU Cilacap memiliki kewajiban untuk nguri-uri,” kata Kiai Khazam dalam sambutannya, Ahad (19/4).

Panitia mewajibkan setiap peserta membawakan lagu wajib, Dzikrul Jami, Sholawat Nuridzati, Sholawat NU dan Tasbih Penutup Majlis. Pihak juri yang terdiri atas Muslikhun Azhari, Ahmad Tamzis dan Hadi Mustofa menetapkan pemenang Gebyar Sholawat tingkat PCNU Cilacap sebagai berikut.

Untuk Kelompok Putri, juara pertama diraih oleh tim dari MWCNU Adipala. Juara kedua, MWCNU Kesugihan. Sementara juara ketiga direbut oleh MWCNU Sidareja. Sedangkan untuk Kelompok Putra, juara pertema MWCNU Kroya. Juara kedua, MWCNU Cilacap Tengah, dan ketiga MWCNU Kawunganten.

Perlombaan ini berawal dari perebutan antargrup sholawat ranting NU di level MWCNU. Sebelum maju ke final di tingkat cabang, pemenang di level MWCNU mesti berkompetisi terlebih dahulu untuk mengalahkan pesaing lainnya di level distrik. Kegiatan ini berlangsung sejak 5-12 April 2015.

Rais Syuriyah PCNU Cilacap KH Su’ada Adzkiya mengajaknahdliyin untuk bersama merawat tradisi yang telah dikembangkan para pendiri NU. Memang banyak hal yang pada masa awal kelahiran Islam, tidak dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

“Tetapi seiring berjalannya waktu, para ulama memandang hal-hal tersebut menjadi mungkin dilakukan demi kejayaan Islam. Membaca barzanji secara bersama-sama, misalnya. Dipandang dapat memperkuat ikatan umat. Belum lagi tradisi-tradisi lainnya,” kata Kiai Su’ada dalam rilis yang dikirim Lesbumi Cilacap. (Red. Alhafiz K)


Terkait