Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kadur dilantik di halaman pendopo Kadur, Sabtu (5/11). Pengurus baru GP Ansor Kadur ini dipesan oleh pengurus NU untuk mengemban dua tugas utama, mengawal Aswaja dan mempertahankan NKRI.
Tampak hadir Ketua PCNU Pamekasan KH Taufiq Hasyim, Ketua PC GP Ansor Fathorrahman, Pimpinan PAC GP Ansor se-Pamekasan, muspika, muslimat, fatayat, dan perangkat desa se-Kadur.
Kiai Taufiq Hasyim menegaskan dua tugas utama yang perlu diperjuangkan NU dan GP Ansor. "Kedua tugas tersebut ialah menjaga Aswaja dan mempertahankan NKRI," terang Kiai Taufiq Hasyim.
Pengasuh Pesantren Sumber Anom, Palengaan, Pamekasan ini menambahkan, GP Ansor adalah organisasi satu-satunya yang namanya ada dalam Al-Quran. Tugas Ansor sebagai penolong. Siapa pun yang merongrong Aswaja, GP Ansor harus di depan.
"Tradisi ke-NUan seperti tahlilan, shalawatan, dan lainnya mesti dijadikan warna dalam kehidupan bermasyarakat," ungkapnya.
NKRI bagi NU, tambah Kiai Taufiq Hasyim, adalah harga mati, final tak perlu diubah negara apapun. Tetap Indonesia dengan dasar ideologi Pancasila.
"Kita makan dan minum dari bumi Indonesia. Kita bernaung dan tumbuh di Indonesia sehingga tidak ada alasan untuk tidak mencintai Indonesia. Kita beribadah dan bekerja tenang di Indonesia sehingga tidak perlu diganti dengan ideologi lain," kata Kiai Taufiq Hasyim.
Setiap rongrongan terhadap NKRI, tambahnya, GP Ansor harus selalu ada di garda terdepan. Mesir, Libia, Yaman, Irak, dan timur tengah lainnya sudah porak poranda karena negeranya tidak aman. Beribadah dan bekerja tidak tenang di sana.
"Sebab, tidak ada alat pemersatu selain Pancasila. Kita juga punya perekat bahasa Indonesia. Bentrok antarpendukung calon sering terjadi di luar negeri. Di Indonesia, pemilihan kepala daerah aman sentosa," ujarnya.
Jangan terpengaruh dengan kelompok manapun. "Kami berpesan kepada seluruh komponen NU, khususnya GP Ansor agar tetap mengedepankan nilai-nilai dan prinsip-prinsip akhlak; tawazun, toleransi, moderat, dan sebagainya. Indonesia dalam kondisi memprihatinkan, dituntut untuk tampil di garda terdepan menebar nilai-nilai ke-Aswajaan," tekannya.
Tawazun (seimbang) antara dunia-akhirat, akal dan hati, pribadi dan masyarakat harus dipegang teguh. Tasamuh (toleransi) pun mesti dipertajam dengan menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendak dan tidak saling mencaci-maki.
"Jangan sampai bertindak dengan yang kurang baik," pungkasnya. (Hairul Anam/Alhafiz K)