Daerah

GRS-Ikamra Dukung Penutupan Lokalisasi Dolly Surabaya

Jumat, 23 Mei 2014 | 02:02 WIB

Surabaya, NU Online
Gerakan Rakyat Surabaya dan Ikatan Keluarga Madura (Ikamra) mendukung rencana Pemerintah Kota Surabaya menutup lokalisasi Dolly dan Jarak pada 19 Juni mendatang.
<>
Perwakilan dari GRS dan Ikamra Ali Badri saat mendatangi Pemkot Surabaya, Kamis mengatakan Dolly merupakan tempat maksiat yang membuat citra buruk Kota Surabaya. "Penutupan Dolly sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi," katanya.

Menurut dia, pihaknya ingin Surabaya tidak disebut sebagai kota prostitusi dengan keberadaan lokalisasi yang berdiri sekitar tahun 1960-an tersebut. Bahkan, kata dia, lokalisasi Dolly membuat malu warga Surabaya.

Bahkan, dia memperkirakan jika Dolly tidak ditutup maka warga Surabaya akan dapat musibah karena lokalisasi Dolly bertentangan dengan ajaran agama.

"Masyarakat Surabaya dukung Dolly ditutup. Dolly ditutup harga mati. Ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jika masih ada pelacuran kami jadi malu. Tempat maksiat selain Dolly juga harus ditutup," ujar Ali Badri.

Bahkan, kata dia, massa dua ormas itu siap untuk turun langsung ke Dolly untuk melakukan penutupan. Sebagai bagian dari pemanasan penutupan, massa GRS dan Ikamra berencana menggelar istighotsah di depan Balai Kota Surabaya pada pertengahan bulan depan.

Mendapati hal itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta agar semua pihak menahan diri dengan tujuan agar tidak terjadi gesekan sesama warga Surabaya.

Menurut Risma, selama apa yang dilakukannya saat ini bertujuan baik, maka tentu akan ada jalan yang bisa memuluskan rencana tersebut. Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tidak ingin ada korban dalam kisruh penutupan Dolly.

"Saya minta semua tahan diri agar situasi kondusif. Tidak ada yang tidak mungkin, pasti ada jalan. Saya memang beberapa hari ini diam, karena ingin tidak ada chaos," katanya. (antara/mukafi niam)


Terkait