Daerah

Gus Dur, Inspirasi Harmonisasi Hubungan Kiai-Pendeta

Sabtu, 11 Mei 2019 | 09:45 WIB

Gus Dur, Inspirasi Harmonisasi Hubungan Kiai-Pendeta

Ketua PCNU Jayapura (pakai batik) usai pimpin doa di DPRD Jayapura

Jayapura, NU Online
Menjadi pengurus NU di Jayapura, Papua  gampang-gampang susah. Susah, karena hampir semua penduduk lokal adalah non Muslim (Kristen), sehingga untuk penetrasi dan sosialisasi  ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) cukup sulit. Menurut Ketua PCNU Jayapura, Papua, M Zaenuri Thoha, dari 19 disrtrik di Jayapura, hanya 14 distrik yang  sudah dibentuk MWCNU.

“Sisanya belum bisa didirikan atau dibentuk kepengurusan MWCNU, karena boleh dikata belum ada muslimnya,” tukasnya sebagaimana rilis yang diterima NU Online, Sabtu (11/5).

Walaupun demikian,  bisa dibilang gampang, karena NU diterima dengan baik di tengah-tengah masyarakat adat  setempat. Salah satunya karena NU menjunjung tingggi toleransi dan dikenal mengayomi warga minoritas. Itulah sebabnya, Ustadz Zaenuri mengaku bisa diterima oleh semua kalangan di jayapura. Bahkan tak jarang dalam acara-acara kenegaraan, dirinya didapuk memimpin doa meski audiennya mayoritas non Muslim.

“Beberapa hari lalu, saya juga memimpin pembacaan doa dalam Pembukaan Masa Sidang  di gedung DPRD Jayapura,” ucapnya.

Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur itu menambahkan,  penerimaan warga Papua terhadap NU tak lepas dari peran Gus Dur. Mantan Presiden RI itu dinilai sebagai sosok yang menghargai rakyat Papua. Katanya,  ada dua sosok yang sangat disegani dan dihormati di Papua. Salah satunya adalah Gus Dur.

“Jadi Gus Dur mempunyai tempat tersendiri di hati rakyat Papua. Dari situ, hubungan pendeta dan kiai, terjalin harmonis,” ucapnya. (Aryudi AR).



Terkait