Daerah

Haul Sewindu, PWNU Jatim Sebut Ciri Kewalian Gus Dur

Ahad, 31 Desember 2017 | 00:04 WIB

Surabaya, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur memperingati Haul Gus Dur ke delapan. Acara dikemas dengan ngaji bareng Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar. Ngaji bareng ini selalu diadakan setiap malam Ahad.

"Ngaji bareng ini diadakan setiap malam ahad di Mushalla PWNU Jatim bakda Magrib yang diasuh Kiai Marzuki Mustamar," kata Wakil Ketua PWNU Jatim H Ahsanul Haq yang turut hadir memperingati Haul Gus Dur, (30/12).

Ahsanul Haq mengatakan, sewindu sama dengan delapan tahun Gus Dur meninggalkan kita. Sekian lama ditinggal maka semakin nampak kewaliannya di hadapan kita. "Semasa hidupnya, Gus Dur tidak pernah takut kepada siapapun termasuk pada Presiden Soeharto. Tidak ada seorangpun yang ditakuti kecuali Allah," terang Ahsan.

Para wali Allah, seperti wali sanga dalam dakwahnya menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa tidak pernah takut sama siapapun. "Inilah yang patut kita contoh dan kita tiru. Saya yakin semua yang hadir rindu kepada Gus Dur. Insya Allah Gus Dur hadir di malam ini," lanjutnya.

Selain itu, ciri seorang waliyullah tidak mau dengan harta duniawi. Saat Gus Dur menjabat Presiden RI ke empat, gaji pertamanya langsung diberikan kepada Alwi Shihab tanpa melihat ataupun menghitungnya terlebih dahulu. "Begitu lengser dari jabatan Presiden, Gus Dur kembali seperti rakyat biasa," pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh KH Marzuki Mustamar, setiap kali Gus Dur diundang ceramah di berbagai daerah. Gus Dur langsung menghampiri pengurus cabang setempat dan amplopnya dikasihkan semua tanpa dilihat isinya berapa. "Itulah Gus Dur, apakah kita seperti ia?" tanya Kiai Marzuki kepada para peserta.

Kiai Marzuki kembali mengisahkan Gus Dur semasa hidupnya. Kiai Pengasuh Pesantren Sabilul Rosyad Gasek Malang ini, mengaku pernah diberi sarung oleh Gus Dur, setelah 40 hari wafatnya Gus Dur. (Rof Maulana/Alhafiz K)


Terkait