Daerah

Inti Mencari Ilmu adalah Menggali Manfaatnya

Selasa, 16 Februari 2016 | 12:00 WIB

Inti Mencari Ilmu adalah Menggali Manfaatnya

KH Subhan Makmun

Brebes, NU Online
Rais Syuriyah PBNU KH Subhan Makmun menegaskan bahwa mencari ilmu itu pada hakikat menggali manfaatnya. Sangat menyakitkan ketika mencari ilmu hingga perguruan tinggi tetapi tidak memberi manfaat apapun dari ilmu yang dicarinya, baik bagi dirinya, orang tua, daerah maupun bangsanya. 

“Sungguh sangat menyakitkan, ketika pulang mencari ilmu ternyata hanya menyakitkan orang tua dan mengibuli orang lain, akibat tidak memiliki akhlak, tidak manfaat,” kata Kiai Subhan ketika menyampaikan Mauidzatul Khasanah pada peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-33 Madrasah Aliyah (MA) Negeri 1 Brebes, Selasa (16/2/2016). 

Ilmu yang manfaat, kata Kiai Subhan, bisa bersarang dihati dan juga bersarang di lisan. Dari ilmu tersebut bisa mengejawantahkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga membawa manfaat yang terbaik bagi umat. 

Ada beberapa ciri ilmu bermanfaat antara lain, pertama, bagi yang memiliki tambah zuhud. Dalam artian ketika berbakti tidak terlalu berharap dengan imbalan, tidak tergiur dengan harta. Kedua, semakin birul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua. 

“Jangan sekali-kali seorang anak yang pendidikannya lebih tinggi dengan orang tua lalu menganggap remeh pada orang tuanya sendiri, justru harus semakin memuliakan orang tua dan orang yang dituakan,” pesan Kiai yang juga pengasuh Pesantren Assalafiyah Luwungragi, Bulakamba, Brebes itu.

Ketiga, semakin tawadlu, artinya merendahkan diri di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Tunduk kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan marah. Artinya, janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu. Dan keempat, ciri orang yang memiliki ilmu manfaat semakin takut pada Allah SWT. Orang tersebut semakin meningkat ketakwaannya baik dalam keadaan susah maupun senang.

Kiai Subhan juga mengingatkan kepada seluruh siswa untuk tidak mudah terhasut dengan ajakan yang bertendensi pada peningkatan ekonomi. Karena di jaman akhir ini, masyarakat Islam akan disandingkan dengan kekuatan ekonomi dan agama, 

Maka selagi masih muda harus memiliki ilmu yang cukup untuk peningkatan harkat dan martabat melalui peningkatan ekonomi. Umat Islam harus berjihad ekonomi bukan jihad mengangkat pedang, Jihad hakiki, bagaimana bisa memiliki biaya untuk mengobati orang tua yang sakit, memberi penghargaan kepada orang tua. Juga berjihad memelihara anak-anak kita agar bisa menempuh pendidikan setinggi mungkin. “Jihad di jalan Allah, bukan di jalan Tamrin, dengan cara mengebom,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Brebes Hj Idza Priyanti menyambut gembira MAN 1 Brebes bisa menyelenggarakan Harlah ke-33. Dengan usia yang makin dewasa, semakin membawa kebermanfaatan bagi pembangunan di Kabupaten Brebes. Terutama dalam peningkatan derajat pendidikan di Kabupaten Brebes sehingga turut mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Brebes dari posisi 35 menjadi posisi 34.

“Yang lebih menggembirakan, pendidikan di MAN 1 Brebes meliputi pendidikan jasmani dan rohani,” puji Bupati. 

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Brebes menanam pohon penghijauan di area madrasah juga meresmikan pembangunan gedung MAN dengan cara menggunting untaian melati yang melintang dipintu gerbang gedung. 

Kepala MAN 1 Brebes Drs H Tobari MAg menjelaskan, untuk memeriahkan Harlah ke-33, madrasah yang memiliki 765 siswa dan tersebar di jurusan IPA, IPS dan Agama ini menggelar berbagai perlombaan. (Wasdiun/Fathoni)


Terkait