Probolinggo, NU Online
Pondok Pesantren Zainul Hasan (Zaha) Genggong Desa Karangbong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur mempunyai cara sendiri dalam memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Jum’at (13/4) malam atau 27 Rajab 1439 Hijriyah, santri salah satu pondok pesantren tertua di Kabupaten Probolinggo ini menyalakan seribu lampu teplok di kawasan pesantren.
Lampu teplok atau lampu dengan bahan bakar minyak goreng atau tanah itu, dinyalakan di sepanjang jalan dari pintu utama pesantren sampai di depan Masjid Jami’ Al-Barokah Genggong. Tidak hanya di lingkungan ini, di asrama-asrama santri dan lembaga pendidikan, lampu ini juga dinyalakan. Sehingga cahaya kerlap-kerlip tampak menyelimuti kawasan Pondok Pesantren Zaha Genggong.
Salah satu Pengasuh Pondok Pesantrem Zaha Genggong KH Mohammad Haris Damanhury mengatakan, tradisi menyalakan seribu lampu teplok sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Seribu lampu untuk memeriahkan Isra’ Mi’raj itu tidak lepas dari rasa cinta santri Genggong agar peringatan Isra’ Mi’raj menjadi ekspresi yang berbunga-bunga, serta mencerahkan kehidupan, sebagaimana kerlipan lampu yang menerangi malam.
“Ini sudah tradisi turun temurun yang tetap kami pertahankan. Diharapkan agar peringatan Isra’ Mi’raj ini menjadi teladan dan semakin meneguhkan keimanan umat Islam. Dimana pada malam ini, merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW untuk menerima wahyu atau perintah shalat dari Allah SWT,” kata pengasuh yang akrab dipanggil Gus Haris ini.
Ahmad, salah satu santri menyampaikan jika ia merasa sangat takjub dengan tradisi ini. Selain bisa menikmati kerlipan ribuan lampu, ia mengaku bisa mengikuti acara Isra’ Mi’raj dengan penuh semangat. Ia sebagai santri berharap dapat mengambil hikmahnya peringatan ini.
“Alhamdulillah bisa mengikuti acara Isra’ Mi’raj dengan dimeriahkan seribu lampu teplok. Karena di daerah saya, tidak ada peringatan semacam ini. Semoga, tradisi ini terus dilestarikan,” ungkapnya. (Syamsul Akbar/Muiz)