Daerah

Ketidaklogisan Isra’ Mi’raj, Tergerus Kemajuan Teknologi

Kamis, 12 April 2018 | 07:00 WIB

Jember, NU Online
Isra’ Mi’raj adalah sebuah peristiwa yang sangat luar biasa. Rute perjalanan ribuan kilometer hanya ditempuh dalam waktu yang begitu singkat. Karenanya, saat itu banyak yang tidak percaya terhadap peristiwa tersebut. 

Demikian  diungkapkan Wakil Sekretaris PCNU Jember, Moch Eksan saat memberikan tausiyah dalam Peringatan Isra’ Mi’raj di Pesantren Nurul Huda, Dusun Bedengan Desa Mulyorejo Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur, Rabu (11/4). 

Menurutnya,  ketidakpercayaan orang waktu itu karena persitiwa tersebut tidak logis, terutama dari sisi waktu dan jarak tempuh. 

“Bayangkan jarak dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa itu 1.500 kilometer. Belum lagi ke Sidratil Muntaha. Waktu itu orang arab butuh waktu dua bulan untuk pp (pulang  pergi)  dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Tapi Nabi Muhammad hanya butuh waktu sepertiga malam,” jelasnya.

Namun semakin lama seiring dengan perkembangan teknologi, ketidaklogisan itu pelan-pelan tergerus. Ketika Neil Armsrtong dan Edwin Aldrin dengan pesawat apollo 11-nya menginjakkan kakinya di bulan,  apa yang tidak terpikirkan oleh akal, akhirnya terjadi. Bahkan saat ini ada jet super canggih yang mampu menempuh jarak 26.000 kilometer perjam. 

“Manusia saja bisa terbang secepat itu, apalagi Allah dengan kemahakuasaannnya, tidak sulit Dia  ‘menerbangkan’ Muhamamd ketika Isra’ Mi’raj,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa pesan terpenting dari Isra’ Mi’raj  adalah diterimanya perintah shalat saat Nabi Muhammad menghadap Allah di Sidratil Muntaha. Oleh karena itu, ketika umat Islam memperingati Isra’ Mi’raj, maka dorogan untuk melaksanakan shalat seharusnya semakin kuat.

“Shalat itu mi’rajnya orang mukmin,” ucapnya (Aryudi Abdul Razaq/Muiz).


Terkait