Pekalongan, NU Online
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Abu Hapsin mengatakan, secara jama’ah NU sudah cukup kuat, meskipun tidak sedikit kekurangan di segala lini di semua tingkatakan kepengurusan. Hal itu menjadi tugas bersama untuk melakukan pembenahan agar Jam’iyah NU semakin kuat.
Di era kebangkitan kedua menjelang satu abad Nahdlatul Ulama (NU), tantangan demi tantangan semakin berat dan upaya dari berbagai pihak untuk melakukan pelemahan telah nyata kita rasakan. Maka melalui konfercab NU Kota Pekalongan saya berpesan agar visi memperkuat jam’iyah dapat dilaksanakan.
Hal tersebut diutarakan Abu Hapsin di hadapan ratusan peserta Konferensi Cabang (Konfercab) ke-17 NU Kota Pekalongan yang digelar di Gedung Aswaja, Ahad (29/10).
Dikatakan, kita ingin pada kebangkitan kedua NU ini, seluruh elemen lembaga dan badan otonom satu langkah untuk menata gerakan ekonomi, kesehatan, pengkaderan, dakwah hingga pendidikan dapat dirasakan kehadiran oleh warga.
Pasalnya, jika pada era kebangkitan pertama yakni di awal berdirinya NU tahun 1926, NU telah berdiri di garda terdepan dalam membela negara, sehingga NU dapat berjalan seiring dengan pemerintah dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“NU bisa berjalan seiring dengan pemerintah, karena memposisikan sebagai organisasi penyeimbang untuk keutuhan NKRI, hal ini berbeda dengan negara negara Timur Tengah yang meski memiliki banyak ulama yang berkualitas, akan tetapi tidak diorganisir dengan baik seperti NU, maka dengan mudahnya diporakporandakan,” ujar Abu Hapsin yang juga Disen UIN Walisongo Semarang.
Konfercab yang dihadiri oleh 4 MWC dan 47 Ranting NU akan membahas beberapa masalah dalam bidang keagamaan (masail diniyah), program kerja, organisasi dan rekomendasi akan berlangsung sampai malam hari dengan agenda terakhir pemilihan Rais dan Ketua PCNU Kota Pekalongan untuk masa khidmah 2017-2022.
Beberapa nama yang muncul untuk menjadi Rais Syuriyah antara lain KH Zaenuri Zainal Mustofa, KH Abdul Fatah Yasran, KH Zakaria Ansor dan KH Romadlon Abdul Jalil. Sedangkan untuk Ketua Tanfidziyah juga muncul beberapa nama antara lain KH Romadlon Abdul Jali, H Salahudin, H Tubagus Surur dan H Muhtarom. (Abdul Muiz/Fathoni)